Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Organik untuk Bahan Bakar Becak Motor

Kompas.com - 11/07/2012, 20:07 WIB
Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kulit buah dan batang sayuran umumnya hanya menjadi limbah. Namun dengan kreativias, sampah tersebut dapat menghasilkan bahan bakar alternatif pengganti bensin atau bahan bakar minyak (BBM).

Sebuah inovasi baru yang ditemukan oleh sekelompok Mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya berupa alat Biosteam Converter yang mampu mengubah bahan-bahan sampah menjadi bahan bakar kendaraan. Alat ini mampu mengubah bioetanol atau yang lazim dikenal dengan alkohol cair menjadi uap agar bisa digunakan pada kendaraan.

Biosteam Converter telah dipasangkan pada becak motor itu kini tengah diperlombakan di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-25 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) hingga Sabtu (14/7/2012) pada kategori Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) dengan judul PKM "Becak Bio Steam: Inovasi Becak Motor Berbahan Bakar Bioetanol Dengan Menggunakan Kombinasi Mesin Motor 2-Tak dan ketel Uap".

Ketua tim, Mochammad Safari menjelaskan, ide pembuatan alat Biosteam Conventer bermula dari keluhan produsen Bioetanol dalam mendistribusikan Bioetanolnya pada konsumen. "Mitra kami ingin memproduksi Bioetanol dalam jumlah banyak, tapi permintaan masyarakat sangat rendah, karena belum bisa memanfaatkan bioetanal terebut," kata Moch. Safari, Selasa (11/7/2012).

Lebih lanjut Moch Safari menjelaskan penelitian ini menggunakan aplikasi kendaraan berupa becak, karena alat transportasi ini adalah sarana kendaraan khas Indonesia. Dan saat ini muncul fenomena becak motor. "Dengan mengaplikasikan Biosteam Conventer pada becak motor kami berharap dapat meringankan beban abang becak dengan memanfaatkan bioetanal sebagai bahan becak motornya," lanjut Safari.

Kendaraan bermotor, kata Moch Safari, pada dasarnya dapat dijalankan menggunakan bioetanol dengan kadar 99 persen dengan campuran etanol 15 persen dan bensin 85 persen sesuai anjuran pemerintah. Namun kendaraan yang menggunakan bioetanol 96 persen dengan campuran etanol dan bensin yang masing-masing 50 persen, sudah bisa dijalankan. Bahkan dengan Bioetanol 100 persen murni tanpa campuran bensin, kendaraan juga sudah bisa dijalankan meskipun kurang maksimal.

"Selain sebagai bahan alternatif BBM yang persediaannya terbatas, bioetanol ini juga memiiliki keunggulan lain seperti bahan bakunya yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan dan sampah organik, sehingga dapat diperbaharui dan ramah lingkungan karena memiliki gas buang atau emisi yang rendah. Becak yang dipasangi alat Biosteam ini dapat berjalan hingga 60 km per jam," pungkas Moch. Safari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com