Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Imigran Gelap Diketahui Kabur

Kompas.com - 11/07/2012, 13:36 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG,KOMPAS.com - Satu imigran yang ditangkap aparat gabungan dari kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim), diketahui kabur. Hal itu teridentifikasi setelah didata di kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jawa Timur.

Saat ini, imigran gelap asal Pakistan dan Afganistan itu hanya tinggal 25 orang, yang sudah dipindah ke sel tahanan di Kantor Imigrasi Kelas I Malang. Plt Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Malang, Jon Rais, Rabu (11/7/2012) mengatakan, dari hasil pendataan sementara, sesuai data yang diberikan Polda Jatim, ada 26 orang imigran. "Namun, setelah didata, hanya ada 25 orang imigran di sini," katanya.

Hilangnya satu orang imigran gelap itu diduga kabur saat penangkapan di wilayah Singosari, Kabupaten Malang. "Yang jelas, dari 25 orang imigran itu, diketahui ada empat imigran yang pernah kabur dari Rudenim Surabaya, dan saat ini tertangkap lagi," katanya.

Saat ini, kata Jon Rais, pihak kantor Imigrasi Malang, masih terus melakukan pendataan dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap para imigran gelap ini. Setelah selesai diidentifikasi, mereka akan langsung dibawa ke Rumah Detensi Imigrasi di Surabaya.

Sementara itu, salah satu imigran, Mujaheed saat ditemui Kompas.com di kantor imigrasi Malang, mengaku dia dan teman-temannya akan pergi ke Australia untuk memperoleh kebebasan dan kemerdekaan. "Saya dan teman-teman akan pergi ke Australia. Saya berangkat dari Jakarta diantar sopir," aku Mujaheed dengan berbahasa Arab.

Ditanya dari pelabuhan mana dia akan berangkat ke Australia, Mujaheed mengatakan, tidak tahu. "Saya dan teman-teman tidak tahu arah dan lokasi pelabuhannya," ujarnya singkat.

Para imigran itu, kata pria asal Pakistan ini hanya mengikuti sopir mobil yang membawanya. "Sopirnya yang tahu akan melewati pelabuhan mana. Karena dia yang menjamin kita akan ke Australia, dengan menggunakan kapal laut," akunya.

Lebih lanjut Mujaheed mengaku, pihaknya hanya butuh kemerdekaan dan kebebasan. Di negaranya sudah tak menjamin keamanan dirinya karena setiap hari hanya perang. "Saya tak butuh di sel di sini. Saya meminta kepada pemerintah Indonesia untuk membebaskan kami dan teman-teman semua. Untuk pergi ke Australia secera resmi sudah tidak memungkinkan lagi. Kondisi di negara kami harus menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com