Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan Ritual Adat, Warga Kwamki Pun Berdamai

Kompas.com - 05/07/2012, 18:05 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com--Kedua kelompok masyarakat di daerah Kwamki, Mimika Papua akhirnya berdamai. Perdamaian dilakukan dengan dengan ritual adat dan penandatangan secara resmi kesepakatan damai pada Rabu (4/7/2012).

"Prosesi perdamaian dilakukan secara adat sebagaimana yang berlaku di masyarakat setempat. Melalui proses, antara lain belah kayu adat. Kemudian melakukan pemanahan terhadap babi," ujar Kepala Biro Pengelola Informasi dan Dokumentasi Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Muhammad Taufik, Kamis (5/7/2012).

Taufik menjelaskan, kedua kelompok warga yang bentrok berkelanjutan pada Juni lalu, berdamai setelah adanya pendekatan dengan berdialog. Hal tersebut diawali dengan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat.

Proses perdamaian tersebut pun dihadiri oleh para pejabat daerah setempat seperti Wakil Bupati Mimika, ketua DPRD Mimika juga Kapolres Mimika.

"Proses ini melalui pendekatan dan upaya yang dilakukan oleh unsur pimpinan daerah dan Kapolres setempat yang didahului dengan kegiatan pelayanan kesehatan baik masyarakat Kwamki atas maupun Kwamki bawah," terang Taufik.

Seperti diketahui, pertikaian ini berawal dari tewasnya Roni Ongomang karena kecelakaan lalu lintas. Roni, dan temannya Mike Kumangal dalam kondisi mabuk dan melaju menggunakan motor dengan kecepatan tinggi. Namun yang berkembang di masyarakat, tewasnya Roni karena adanya unsur kesengajaan, hingga muncul isu Roni sengaja dibunuh oleh kelompok bawah.

Berawal dari isu itulah serang meyerang terjadi pada kelompok bawah dan atas. Serang menyerang dengan saling panah terjadi pada 13 Juni 2012, dan terus berlanjut hingga 19 Juni 2012, dan 21 Juni 2012 dengan isu yang terus beredar di masyarakat.

Bentrok tersebut mengakibatkan puluhan orang terluka dan enam tewas. Bentrok yang terus berkelanjutan itu diharapkan tidak berulang kembali setelah dilakukan aksi damai. "Kita berharap tidak ada peristiwa-peristiwa semacam ini terjadi lagi, penyelesaian yang bersifat preentif harus dilakukan secara komprehensif, dilakukan semua pihak," terang Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com