Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Kerbau Meninggalkan Pantai

Kompas.com - 11/06/2012, 12:41 WIB

Oleh Agung Setyahadi dan Ahmad Arif

KOMPAS.com - Sesaat seusai gempa 9,2 skala Richter mengguncang Simeulue, Aceh, 26 Desember 2004, semenit sebelum pukul 08.00, ribuan kerbau yang biasa berendam di muara sungai sontak berlarian. Kerbau-kerbau itu berlomba dengan penduduk Simeulue mengungsi ke perbukitan sebelum tsunami menerjang.

Di pantai barat Banda Aceh, Muhtar (57) juga menyaksikan burung-burung terbang menjauhi pantai sekitar 15 menit sebelum tsunami menghantam Kampung Monsinget, Desa Kaju, Batussalam, Aceh Besar.

Muhtar merasakan keanehan, tetapi rasa ingin tahunya membawa lelaki kekar itu mendekati pantai, sekitar satu kilometer dari rumahnya. Baru setengah jalan, Muhtar bergidik karena melihat gelombang tsunami yang bergulung-gulung menuju arahnya.

Di tepi Pantai Patanangala, Sri Lanka, gajah-gajah melengking dan berlari ke bukit sebelum datangnya tsunami. Burung-burung flamingo di cagar alam Point Calimere, India, juga meninggalkan sarangnya di tepi pantai. Burung-burung berkaki jenjang itu terbang ke tempat lebih tinggi. Di sepanjang pesisir Cuddalore, India, kantor berita Indo-Asian News melaporkan tak ditemukan kerbau, kambing, ataupun anjing yang terluka akibat tsunami.

Ravi Corea, Presiden Sri Lanka Wildlife Conservation Society, kepada National Geographic News mengatakan, seorang temannya di Sri Lanka selatan menyaksikan rombongan kelelawar terbang sesaat sebelum tsunami menghantam pantai. Di Dickwella, salah satu kota di Sri Lanka selatan, anjing-anjing peliharaan enggan diajak ke luar rumah. Satwa-satwa di kebun binatang pun meringkuk di kandang. Pawang tak mampu memaksa keluar.

Perilaku aneh satwa itu tak terjelaskan. Hingga satu jam kemudian tsunami menghantam Pantai Patanangala di dalam Taman Nasional Yala. Satwa- satwa liar di kawasan konservasi itu lari ke daerah lebih tinggi saat gelombang raksasa menyeberangi Samudra Hindia dengan kecepatan pesawat jet. Tsunami itu menyapu sekitar 60 wisatawan di Pantai Patanangala.

Insting binatang

Di Simeulue, insting yang dimiliki kerbau menyelamatkan binatang itu dari terjangan tsunami. ”Kerbau-kerbau itu menyelamatkan diri sebelum tsunami datang. Jarang ada kerbau mati karena tsunami. Dari 10 kerbau saya, hanya satu hilang,” ujar Safridin (40), warga Alafan, Simeulue.

Saat kerbau-kerbau berlarian, Safridin masih menjala di pantai. Ia baru mulai berlari meninggalkan pantai setelah melihat laut surut. Ia berlari ke rumah menjemput istri dan anak-anaknya untuk mengungsi ke atas bukit di belakang kampung.

Masyarakat Simeulue memiliki pengetahuan tentang smong, yaitu ombak laut yang akan menerjang daratan setelah gempa besar. Sebelum datang ombak besar itu, biasanya dicirikan surutnya air laut. ”Kami sering mendapat cerita smong itu dari orang-orang tua kami. Mereka mengalami smong tahun tujuh (1907),” kata Safridin. Pengetahuan ini yang menyelamatkan warga Simeulue saat gempa dan tsunami tahun 2004.

Jika masyarakat Simeulue mendapatkan pengetahuan itu dari cerita lisan yang diwariskan, dari mana kerbau dan binatang mengetahui datangnya tsunami?

Pengetahuan satwa menjelang tsunami atau gempa bumi lama menjadi misteri. Dalam artikel Did Animals Sense Tsunami Was Coming? (2005), Alan Robinowits, Direktur Ilmu Pengetahuan dan Penyelidikan di Bronx Zoo, New York, menilai satwa merasakan ancaman bahaya dengan mendeteksi keanehan atau perubahan mendadak di sekitarnya.

”Gempa bumi menyebabkan perubahan getaran di permukaan tanah dan air. Badai menyebabkan perubahan elektromagnetik di atmosfer,” ujar Robinowits.

Beberapa binatang, lanjutnya, memiliki pendengaran dan penciuman sangat peka yang bisa memberi tahu ada yang menuju ke arah mereka sebelum manusia tahu. Manusia dahulu kala juga memiliki indera ”keenam” seperti itu, tetapi perlahan hilang karena tak digunakan lagi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com