Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Pencurian Puing Sukhoi, Gunung Salak Tetap Ditutup

Kompas.com - 31/05/2012, 13:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat telah memasuki hari ke 21. Seluruh komponen kotak hitam, yaitu Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Data Recorder (CVR) untuk keperluan penyelidikan pun telah selesai dilakukan.

Komandan Resimen Militer 061 Suryakencana, Kolonel Infanteri AM Putranto menegaskan, meski seluruh komponan kotak hitam telah ditemukan, kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, tempat jatuhnya pesawat berbendera Rusia itu masih tertutup untuk umum.

"Berdasarkan koordinasi dengan pihak Basarnas, masih ditutup, kecuali, untuk masyarakat yang ingin ziarah," ujarnya saat jumpa pers di Terminal Kedatangan, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (31/5/2012).

Kebijakan tersebut diambil untuk mencegah agar masyarakat tidak mengambil barang atau bagian dari pesawat yang tersisa di sekitar titik jatuhnya pesawat tersebut. Untuk warga sekitar yang menemukan sisa barang, ia juga mengimbau untuk mengembalikan ke pihak berwajib.

"Saya mengimbau kepada masyarakat jangan mengambil barang-barang yang tersisa. Kalaupun ada, diberikan kepada polsek setempat," lanjutnya.

Dalam kesempatan sebelumnya, Putranto mengatakan, warga bisa masuk ke lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi melalui jalur tidak resmi atau jalur tikus yakni melalui jalur Desa Tenjolaya. Oleh karena itu, pihaknya akan terus memperketat penjagaan setiap pintu masuk ke Gunung Salak.

"Kepada siapapun yang ingin masuk ke Gunung Salak harus ada izin dari pihak pengaman dan tujuannya untuk apa," kata Kolonel Putranto.

Sebelumnya dilaporkan, warga menemukan kembali jenazah korban Sukhoi dekat lokasi kecelakaan. Tak lama berselang, Flight Data Recorder (FDR) juga ditemukan warga di titik sekitar jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100, Rabu (30/5/2012). Warga menemukan benda tersebut berjarak 20 meter dari ekor pesawat dan tertimbun tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com