Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nelayan yang Berjuang Meraih Sarjana

Kompas.com - 31/05/2012, 03:37 WIB

Oleh: Syukri Muhammad Syukri
kompasiana: MuhammadSyukri

Bekerja sambil kuliah tidak hanya didominasi karyawan swasta atau pegawai pemerintah. Nyatanya, seorang nelayan yang berpenghasilan Rp 50.000 per hari juga berkepentingan untuk kuliah.

Itulah yang dilakukan Syarfian (27), nelayan yang berdomisili di Desa Kala Lengkio, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah. Saat saya bertemu dengannya di pangkalan sampan yang terletak di tepi Danau Laut Tawar, Senin (28/5), lelaki berkulit hitam dan bertubuh gempal itu sedang membersihkan jaring ikan depik.

Syarfian menjadi nelayan sejak 2003 selepas SMA. Hasil penjualan ikan depik digunakan sebagai penopang hidup keluarganya. Hebatnya, dia masih bisa menghemat penghasilannya dari menangkap ikan depik untuk membiayai kuliahnya di Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Universitas Gajah Putih (UGP).

Saya sempat kaget saat mengetahui bahwa Syarfian adalah mahasiswa dan salah seorang anggota tim FT-UGP yang menjadi pengembang perangkat lunak (”software”) Pelongohen yang telah diluncurkan akhir tahun 2011.

”Software itu dimaksudkan untuk mendeteksi lahan yang tepat dalam menanam kopi sehingga menghasilkan kopi arabika dengan cita rasa tinggi,” kata Syarfian.

Syarfian mengaku tidak kesulitan membagi waktu kuliah dan mencari ikan. Dia menebar jaring sepulang kuliah mulai pukul 17.00 WIB. Menjelang subuh atau sekitar pukul 04.00, dia kembali ke danau untuk mengambil jaring-jaring itu.

Cita-citanya hanya satu, ingin terus menjadi pengembang ”software” dan menghasilkan berbagai penemuan.

Saya sempat meragukan penjelasan Syarfian tersebut. Namun, seorang dosen FT-UGP bernama Zulfikar Ahmad mengonfirmasikan bahwa nelayan dari Desa Kala Lengkio itu memang sedang kuliah di tempatnya mengajar.

Zulfikar menambahkan, Syarfian adalah salah seorang anggota tim yang mengembangkan ”software” Pelongohen.

”Bulan lalu mereka baru selesai PKL,” kata dosen yang saat ini sedang membimbing skripsi Syarfian berjudul ”Sistem Pendeteksi Kawasan Rawan Longsor di Aceh Tengah” itu. [http://kom.ps/AB4exX]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com