TERNATE, KOMPAS.com - Warga Tobelo Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara sejak Kamis (24/5/2012) terpapar debu gunung dari erupsi Gunung Dukono. Hujan abu itu masih melanda warga Tobelo hingga Jumat (25/5/2012).
Menurut Sarjan, petugas Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi Gunung Dukono, sejak 21 Mei gunung yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara itu mengalami aktivitas yang meningkat. "Sampai sekarang masih terjadi gempa tremor secara terus menerus," jelas Sarjan.
Sarjan menambahkan, sejak 21 Mei 2012 terjadi letusan yang menghasilkan suara gemuruh sebanyak 36 kali. Namun hingga kini, status gunung api Dukono masih pada level waspada. "Statusnya sekarang masih waspada tapi sudah waspada level dua," tegas Sarjan.
Suara gemuruh letusan Dukono terdengar hingga radius 10 kilometer. Letusan itu hanya membawa asap dan material vulkanik berupa debu. Pada saat terjadi letusan, arah angin lebih cenderung ke bagian timur pegunungan. Akibatnya, material vulkanik berupa debu itu terbawa angin hingga ke wilayah timur, tepatnya di Tobelo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Utara.
"Arah debunya kan mengikuti arah angin. Jadi dia ke timur tepatnya di wilayah Tobelo," jelas Sarjan.
Desa yang paling dekat dengan erupsi gunung Dukono adalah desa Mamuya, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak gunung. Namun saat terjadi letusan itu, desa Mamuya tidak terkena hujan debu karena angin tak mengarah ke sana.
Sarjan menghimbau warga sekitar agar tidak terlalu panik atas erupsi Gunung Dukono ini. Namun dia menghimbau agar warga tetap waspada. Pihaknya pun sudah mengeluarkan larangan untuk mendaki gunung. Warga juga dilarang melakukan aktivitas di hutan dengan jarak 10 kilometer dari pusat Gunung Dukono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.