Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Udara Dihentikan, SAR Tetap Mencari

Kompas.com - 12/05/2012, 20:15 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo mengungkapkan, proses pengangkutan jenazah jalur udara hari ini dihentikan dan akan dilanjutkan esok pagi. Meski demikian, usaha pencarian korban oleh tim gabungan di sekitar titik jatuhnya pesawat masih terus dilakukan.

"Dihentikan itu jalur udaranya, mencarinya sih tetap. Saya sebagai koordinator kalau memang sudah capek ya diistirahatkan," ujarnya saat jumpa pers di terminal kedatangan, Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (12/5/2012).

Ia menjelaskan, medan yang dihadapi tim di lapangan sangat sulit. Titik paling atas tebing dijadikan tempat untuk helikopter menggantung atau istilah Basarnas yaitu hovering karena tidak mendarat sepenuhnya. Korban yang telah dimasukan ke dalam 17 kantong jenazah, rata-rata berada 250 meter di bawah helikopter, atau di bagian tengah antara titik teratas dengan dasar jurang. Antara titik helikopter hingga dasar jurang berjarak 500 meter dengan kemiringan 80 derajat.

Setelah tim memasukan korban ke dalam kantong jenazah, selanjutnya helikopter yang menggantung diatas tebing melemparkan seutas tali dengan jaring atau yang biasa disebut rescue net. Kentong jenazah pun dikaitkan dengan rescue net dan ditarik oleh helikopter. Selanjutnya, helikopter akan membawa korban ke pos Cijeruk yang berjarak 10 menit.

Oktora Hartanto, anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia yang berada di lapangan mengungkapkan, saat ini terdapat dua pos yang aktif yang menjadi akses menuju titik lokasi jatuhnya pesawat, yaitu posko Cijeruk dan Cimelati. "Pos Cimelati jarak 4 sampai 5 jam ke TKP, kalau Cijeruk 6 sampai 7 jam. Orang yang naik dair Cijeruk turunnya ke Cimelati, jadi yang paling dekat itu dari Cimelati," ujarnya saat dihubungi Kompas.com.

Ia mengungkapkan kendala yang dihadapi lapangan selain cuaca dan kondisi alam adalah faktor kelelahan secara fisik. Oleh sebab itu bantuan logistik serta bertukar tim menjadi salah satu solusi menjaga kinerja di lapangan. "Sejauh ini aman, teman-teman di atas agak kurang masalah air, tapi kita dorong terus. Ya kalau kelelahan ya memang lelah, tapi kami coba untuk rolling orang," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com