Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dasar Jurang Belum Bisa Dijangkau

Kompas.com - 12/05/2012, 19:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi medan serta cuaca yang sulit rupanya memang menjadi kendala bagi tim gabungan yang bertugas mengambil tubuh korban penumpang pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami kecelakaan Rabu lalu.

Oktora Hartanto, salah satu anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) mengatakan, hingga kini belum ada tim yang berada di titik terbawah lokasi jatuhnya pesawat. "Sudah sampai TKP-nya, tapi kita belum sampai ke titik paling terjauhnya karena sulit banget medannya berbahaya, sangat miring," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/5/2012).

Meski hari ini tim gabungan tersebut telah membawa 17 kantong jenazah, menurut Hartanto masih ada pekerjaan sulit lainnya yang harus dihadapi, yaitu mencari cara teraman untuk memindahkan korban dari sekitar titik jatuhnya pesawat hingga helipad.

"Fokus pencarian sekarang lagi berusaha cari cara yang terbaik buat ngangkat dari TKP paling bawah yang mendekati dasar jurang ke atas untuk bisa dibawa ke helikopter," lanjutnya.

Hartanto menjelaskan, medan yang dihadapi tim di lapangan sangat sulit. Titik paling atas tebing dijadikan tempat untuk helikopter menggantung atau istilah Basarnas yaitu hovering karena tidak mendarat, sementara jenazah yang telah dimasukan ke dalam 17 kantong, rata-rata berada 250 meter dibawahnya, atau di tengah titik teratas hingga dasar jurang. Sedangkan antara titik helikopter hingga dasar jurang berjarak 500 meter dengan kemiringan 80 derajat.

"Kesulitan kedua karena ada runtuhan puing, kalau kita terlalu lama berada di dalam sana berbahaya juga buat tim rescue," lanjutnya.

Mengenai logistik, Hartanto melanjutkan, pihaknya tetap terus memasok logistik bagi sekitar 300 orang yang berada di sekitar titik tersebut. Logistik yang paling dibutuhkan adalah air minum untuk mengantisipasi dehidrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com