Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Anggrek Lesu, Petani Jadi Peternak Kelinci

Kompas.com - 09/05/2012, 09:28 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Kondisi petani anggrek di Bandung memprihatinkan. Dari sekitar 200 petani yang tergabung dalam Komunitas Petani Anggrek Indonesia (KPAI) Kota Bandung, kini jumlahnya hanya sekitar 50 petani. Sebagian lainnya beralih ke bidang lain.

Ketua Komunitas Petani Anggrek Indonesia Kota Bandung, Wiwiek Handayani mengatakan, jumlah petani pada tahun 2009 mencapai 200 petani. Namun, karena pendapatan dari penjualan anggrek menurun drastis, sebagian beralih menjadi peternak atau petani bunga jenis lainnya.

"Intinya ada masalah dalam penjualan. Paling-paling petani hanya bisa mendapatkan uang dari penjualan anggrek sebesar Rp 500.000 sampai Rp 7 juta per bulan. Sekarang pada beralih menjadi peternak kelinci atau tanaman lainnya," katanya pada jumpa pers di Hotel Scarlet Bandung, Selasa (8/5/2012) sore.

Karena tidak laku, petani anggrek harus mengeluarkan biaya besar untuk melakukan perawatan agar tanaman tidak rusak. Apalagi sangat jarang anggrek dari Bandung diekspor ke negara lain.

Peneliti Anggrek, Wieny Rizky menambahkan, pihaknya akan melakukan pameran dan seminar anggrek pada 9 sampai 13 Mei ini di Bank Indonesia. Pameran ini digelar karena Singapura lebih gencar dalam pameran anggrek. Padahal Indonesia memiliki sekitar 5.000 spesies anggrek. "Kami merasa terkalahkan dan tersaingi karena Indonesia memiliki beragam jenis anggrek. Semoga ini bisa memotivasi petani anggrek untuk memproduksi dan meningkatkan kualitas, agar bisa bersaing dengan negara lain," ujarnya.

Menurutnya, peluang anggrek untuk meraih pasar begitu besar. Sehingga bisa dijadikan sebagai suatu industri dan menjadi devisa bagi petani anggrek.

Kabid Bina Usaha Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung, Tono Rusdiantono mengatakan, pihaknya mendukung penuh pameran tersebut. Apalagi anggrek membutuhkan promosi secara terus menerus. (Agung Yulianto)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com