BANGKALAN, KOMPAS.com — Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan fasilitas structural health monitoring system atau sistem monitoring ketahanan struktur Jembatan Suramadu, Senin (30/4/2012). Fasilitas senilai Rp 100 miliar ini bertujuan mendeteksi kerusakan jembatan agar bisa segera ditindaklanjuti guna mencegah kerusakan yang lebih besar.
Djoko Kirmanto mengatakan, structural health monitoring system (SHMS) sangat dibutuhkan agar jembatan sepanjang 5,4 kilometer ini bisa beroperasi sesuai target, yakni hingga 100 tahun. "SHMS ini juga bisa mengirim data dan memperkirakan kekuatan struktur jembatan pascagempa ataupun badai sehingga bisa diputuskan apakah jembatan aman dilewati atau tidak," tuturnya.
SHMS ini dilengkapi 514 sensor yang dipasang di seluruh badan jembatan. Fasilitas ini akan terus diperbarui mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
Pada kesempatan itu, ia juga menantang perguruan tinggi untuk mengembangkan teknologi sejenis SHMS untuk jembatan-jembatan yang lebih pendek di seluruh Indonesia. Dengan begitu, pemeliharaan jembatan akan lebih maksimal sehingga keselamatan pengguna jembatan lebih terjamin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.