Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasir Zirkon Diekspor Tanpa Diolah

Kompas.com - 17/04/2012, 22:55 WIB
Dwi Bayu Radius

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Kualitas pasir zirkon dari Kalimantan Tengah termasuk yang paling baik di Indonesia. Namun, banyak komoditas tersebut diekspor tanpa diketahui manfaatnya.

Kepala Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Widi Setiawan menyayangkan penjualan pasir zirkon mentah tanpa diolah dulu. "Kalteng sebenarnya bisa diarahkan menjadi produsen zirkon dunia. Kandungan zirkon dalam pasir yang dihasilkan Kalteng termasuk paling tinggi," kata Widi, Selasa (17/4/2012), di Palangkaraya, Kalteng.

Bagi masyarakat umum, zirkon diketahui sebagai bahan baku untuk keramik dan komponen elektronik. Akan tetapi, zirkon juga digunakan dalam pembuatan selongsong pembangkit listrik tenaga nuklir. Selongsong adalah semacam tabung untuk diisi bahan bakar uranium.

Widi tidak mengetahui kuantitas zirkon yang dihasilkan Kalteng. Namun, seorang pengusaha di Kalteng saja bisa mengekspor 30.000 ton pasir zirkon per bulan.

"Di daerah Hunan, China, ada pengolahan zirkon. Sebagian besar dipasok dari Indonesia," kata Widi.

Zirkon yang diolah di Hunan sekitar 60.000 ton per tahun dan 45.000 ton di antaranya berasal dari Indonesia. "Banyak yang belum mengetahui manfaat zirkon. Padahal, dalam pasir zirkon juga ada titanium. Seharusnya ekspor saja zirkon, jangan ikutannya juga dijual," tutur Widi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com