Di Sulawesi Selatan, perbaikan jalan rusak sepanjang 289 kilometer (km) belum berjalan optimal. Anggaran sebesar Rp 300 miliar yang dialokasikan dari APBD Sulsel hanya cukup untuk membenahi 64 kilometer jalan rusak.
Kepala Dinas Bina Marga Sulsel Abdul Latif, Jumat (13/4), mengemukakan, keterbatasan anggaran menghambat penyelesaian sejumlah proyek perbaikan jalan. Sedikitnya ada empat proyek pembenahan jalan yang telah memakan waktu lebih dari tiga tahun, yakni proyek Maros-
Dari Balikpapan dilaporkan, infrastruktur jalan pada banyak daerah di Kalimantan Timur
”Kaltim tampaknya hendak menggenjot transportasi udara, tapi solusinya bukan itu. Sebab, yang diperlukan ialah transportasi darat,” ujar Slamet Brotosiswoyo, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur, Jumat.
Di Kalimantan Selatan, pengguna jalan, terutama angkutan barang, mengeluhkan lamanya perbaikan trans Kalimantan ruas Barito Kuala sampai ke perbatasan Kalteng. Perbaikan jalan sepanjang sekitar 12 kilometer itu hingga kini belum rampung.
Sementara di Kabupaten Merauke, Papua, sebagian besar jalannya dalam kondisi rusak. Kondisi itu mengakibatkan mobilitas dan kegiatan perekonomian masyarakat terhambat. Tingginya biaya material menjadi kendala perbaikan jalan.
Di Merauke, total panjang jalan kabupaten 920,606 km. Dari panjang jalan tersebut, hanya 264,976 km dalam kondisi baik. Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan Teknis dan Leger Jalan Dinas Bina Marga dan Pengairan Merauke, Leo Patria Mogot, Jumat (13/4), di Merauke, mengatakan, perbaikan jalan terkendala mahalnya material yang harus didatangkan dari luar daerah.
Di Sumatera Selatan, sekitar 200 kilometer atau 23 persen jalan nasional, rusak. Kerusakan dan sempitnya jalan menjadi pemicu utama kemacetan yang kerap terjadi di provinsi tersebut.
Kerusakan jalan nasional itu di antaranya di ruas Sekayu-Betung sepanjang sekitar 20 kilometer. Jalan yang menghubungkan Kota Palembang dengan Kabupaten Musi Banyuasin itu berlubang-lubang cukup dalam.