Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Narkotika, Petugas LP Bukan Anjing Herder

Kompas.com - 13/04/2012, 09:35 WIB
Susana Rita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Rumah Tahanan Batam Anak Agung Gde Krisna mengungkapkan, petugas lembaga pemasyarakatan dan rutan kesulitan mendeteksi penyelundupan narkotika ke penjara.

Hampir semua LP dan rutan termasuk Rutan Batam tidak memiliki alat deteksi (semacam sinar-X) atau anjing pelacak yang bisa mengendus barang haram tersebut.

"Kami ini bukan anjing herder," ungkap Agung saat ditemui di sela-sela kunjungan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kamis hingga Jumat (12-13/4/2012), ke Batam, Kepulauan Riau.

Dengan keterbatasan ini, jelas Agung, petugas LP dan rutan harus menghadapi modus penyelundupan narkotika yang berubah tiap waktu. Beragam cara digunakan, seperti melalui makanan yang dibawa pengunjung atau disembunyikan dalam sandal dan sepatu.

Hal yang jelas dilarang untuk dibawa pengunjung ketika membesuk napi adalah kacang tanah. Pasalnya, narkotika rentan dimasukkan ke dalamnya kemudian kulit kacang itu di lem kembali. Pihak rutan, jelas Agung, pernah dipinjami anjing pelacak oleh pihak kepolisian.

Awalnya, anjing tersebut berhasil menjalankan tugas mencari narkotika yang coba diselundupkan. Namun, lama kelamaan kemampuan itu hilang sehingga anjing herder tadi hanya mampu mengendus ikan asin.

"Mungkin karena anjing tadi butuh dilatih terus, ya. Selain itu, biaya pemeliharaannya juga cukup mahal. Bisa Rp 8 juta sebulan," kata dia. Terkait pemberantasan narkotika, Rutan Batam juga menggelar sidak rutin dan insidental.

Sidak rutin diadakan dua atau tiga kali sebulan. Pada 24 Maret lalu, pihaknya berhasil menemukan delapan paket sabu, 13 telepon genggam, dan puluhan bong atau alat isap buatan napi dari botol-botol bekas.

Selain itu, mereka juga menemukan 30 baterai telepon genggam dan kabel-kabel untuk mengisi baterai. Baterai diisi dengan cara menyuntik lampu penerangan di dalam sel. Saat ini, jumlah penghuni Rutan Batam sebanyak 429 orang.

Dari jumlah tersebut, 71 orang di antaranya terjerat kasus narkotika. Mereka ditempatkan di Blok A, yang khusus untuk kasus narkotika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com