Bus terguling sesaat setelah sopirnya, Ate (38), membanting setir untuk menghindari bus lain yang berjalan lambat di jalur cepat.
Dedi Hapanji (19), kondektur bus bernomor polisi D 7696 AD itu, mengatakan, ”Ate membanting setir ke kiri saat bus pariwisata jalan pelan di jalur cepat. Akan tetapi, bus Sejahtera oleng dan terguling.”
Secara resmi tidak tercatat berapa total penumpang bus itu. Namun, Dedi memperkirakan jumlahnya 20 orang. Sebanyak 16 penumpang luka-luka. Selain terbentur badan bus yang kini ringsek, sebagian penumpang cedera terkena pecahan kaca jendela bus. Kini mereka dirawat di RS Efarina Etaham, Purwakarta.
”Bus sebenarnya melaju dengan kecepatan normal, sekitar 80 kilometer per jam. Tak diduga ada bus pariwisata yang berjalan pelan di jalur cepat,” ujar Dedi.
Nandi (60), salah satu penumpang, mengatakan, sebagian penumpang bus itu naik dari Terminal Leuwipanjang, Bandung, sebagian lagi naik dari Padalarang, Bandung Barat.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Purwakarta Ajun Komisaris Agus Wahyudin mengatakan, pihaknya menduga bus melaju kencang karena mengejar waktu. Ate diduga kurang antisipasi menjaga jarak aman dengan kendaraan di depannya sehingga terjadilah kecelakaan itu.
Menurut catatan Kepolisian Resor Purwakarta, sejak Januari hingga pertengahan Maret 2012 di wilayah ini terjadi 111 kecelakaan dan mengakibatkan 20 korban tewas, 28 luka berat, dan 149 luka ringan.
Separuh di antaranya terjadi di jalur Tol Purbaleunyi dan Jakarta-Cikampek berupa tabrak belakang, separuh lainnya di jalur arteri.