Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Makassar

Kompas.com - 20/03/2012, 12:01 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan diberlakukan bulan April mendatang terus menuai protes dari berbagai pihak di Tanah Air. Seperti yang terjadi di Makassar, aksi penolakan terus berlangsung, hingga hari ini, Selasa (20/03/2012).

Sekitar seratus orang yang tergabung dalam Perjuangan Rakyat Sulawesi Selatan menggelar aksinya di bawah fly over Makassar. Silih berganti, pengunjukrasa dari kalangan masyarakat menggelar orasinya di atas mobil kap terbuka yang dilengkapi alat pengeras suara.

Selain itu, pengunjukrasa juga membagi-bagikan lembaran pernyataan sikap dan membakar ban bekas di tengah jalan. Arus lalu lintas pun menjadi terganggu. Meski demikian, kemacetan di perempatan jalan pusat kota Makassar masih bisa teratasi dengan adanya petugas keamanan dari kepolisian dan TNI.

Pengunjukrasa menolak rencana kenaikan harga BBM, juga menolah rencana kenaikan tarif dasar listrik, mencabut undang-undang yang melegalisasi privatisasi sektor migas tolak liberalisasi sektor migas, transparansi pendapatan negara dari sektor migas, memangkas anggaran belanja birokrasi, penghentian utang luar negeri dan pengalihan untuk subsudi rakyat.

Menurut koordinator aksi, Salim Syamsul, kenaikan harga BBM dan TDL merupakan fakta nyata menyengsarakan rakyat. ''Kami akan terus melawan kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat. Jika memang Pemerintah tetap menaikkan harga BBM dan TDL, SBY-Boediono harus turun,'' katanya.

Setelah menggelar aksinya sekitar dua jam di bawah flyover Makassar, pengunjukrasa kemudian long march ke gedung DPRD Sulsel yang berjarak 300 meter dengan pengawalan ketat aparat keamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com