Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prof Rai: Gamelan Bali Berkembang di Mancanegara

Kompas.com - 14/03/2012, 07:16 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S.MA menegaskan, sekitar 17 jenis instrumen musik tradisional Bali (gamelan) berkembang di mancanegara, bahkan mampu sejajar dengan seni musik barat.

"Gamelan Bali mampu naik gengsi, bahkan gong kebyar menjadi kehormatan dalam menyambut tamu-tamu penting pada acara wisuda perguruan tinggi di Amerika Serikat," kata Wayan Rai di Denpasar, Rabu (14/3/2012).

Ia mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan di sejumlah negara, masyarakat setempat sangat menikmati konser gamelan Bali yang disajikan seniman dan mahasiswa yang piawai memainkan aneka jenis alat musik Bali.

Ke-17 jenis alat musik tradisional Bali yang berkembang di mancanegara antara lain adalah gong kebyar, angklung, semarandanu, gambang suling, dan kebyar Ding.

"Suara Suling" yang menjadi sumber inspirasi tabuh ciptaan tahun 1963 berkembang di berbagai kampus seni dan komoditas masyarakat di mancanegara.

Musik tradisional Bali kini telah mendunia, bahkan dunia internasional mulai berkenalan dengan gamelan, sejak komponis Perancis, Claude Debussy (1862-1918), menonton gamelan di Pameran Semesta yang digelar di Paris pada tahun 1889 untuk memperingati 100 tahun Revolusi Perancis.

Masyarakat benua belahan Eropa menurut Wayan Rai semakin menaruh perhatian terhadap gamelan ketika kemudian pada tahun 1931 The International Colonial Exposition yang digelar di Perancis menampilkan pementasan gamelan dan tari dari Desa Peliatan, Gianyar, sebagai utusan pemerintah kolonial Belanda.

Wayan Rai menambahkan, khusus di Jepang, kesenian Bali mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan di negeri Matahari Terbit itu tercatat 52 sanggar yang mengajar tabuh dari tari Bali.

Setiap sanggar sedikitnya mempunyai 175 anggota yang tertarik untuk mendalami tabuh dan tari Bali. "Sanggar tari Bali di Jepang tersebut umumnya dirintis warga Jepang yang sebelumnya pernah melanjutkan pendidikan di ISI Denpasar," tutur Wayan Rai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com