Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donor Darah Jadi Gaya Hidup, Jatim Kelebihan Stok Darah

Kompas.com - 13/03/2012, 00:49 WIB
Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com — Mendonorkan darahnya untuk kepentingan masyarakat umum yang membutuhkan darah sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat Jawa Timur, terutama di wilayah Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu).

Hal itu terbukti setelah PMI Jawa Timur mendapat kelebihan stok darah pada tahun 2012. "Saat ini, donor darah sudah menjadi gaya hidup masyarakat di Jawa Timur, terutama di wilayah Malang Raya. Dengan menjadi gaya hidup, Palang Merah Indoensia (PMI) daerah Jatim kelebihan stok darah," kata Ketua PMI Daerah Jawa Timur Imam Utomo saat melantik pengurus PMI Cabang Kota Malang, Senin (12/3/2012).

Menurut Imam, PMI Jatim sudah kelebihan persediaan darah. Pada 2011 terkumpul sebanyak 680.000 kantong darah, sedangkan kebutuhan di Jatim sekitar 500.000 kantong darah. "Pada tahun 2012 ditargetkan terpenuhi sebanyak 770.000 kantong atau sekitar 2,5 persen populasi warga Jawa Timur," jelasnya.

Setelah Jawa Timur terpenuhi, selebihnya akan dipasok untuk memenuhi wilayah Medan, Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur. "Saya sangat bersyukur karena Jatim menjadi daerah yang terbaik dalam jumlah pendoroh darah karena sudah menjadi gaya hidup," tegasnya.

Sebanyak 1.300 pendonor darah, 100 kali yang mendapat penghargaan Presiden, sebanyak 600 di antaranya berasal dari Jawa Timur. "Di Jawa Timur para pendonor terus meningkat karena kesadaran masyarakatnya cukup tinggi, termasuk pendonor pemula dari kalangan siswa," katanya.

Di Kota Malang dan daerah lainnya di Jawa Timur, katanya, sudah dibuka sejumlah gerai donor darah yang bertempat di pusat perbelanjaan sehingga hal itu cukup memudahkan pendonor untuk menyumbangkan darahnya.

"Untuk tahun ini sudah dihibahkan sebanyak 12 unit bus untuk melayani donor darah keliling. Darah itu sangat dibutuhkan untuk membantu menyelamatkan jiwa orang. Bisa membantu menyelamatkan jiwa pada pasien kecelakaan dan operasi dan menggantikan darah bagi proses persalinan," ujarnya.

Namun, mantan Gubernur Jawa Timur itu mengeluhkan soal biaya pelayanan per kantong darah yang masih mahal, yakni sekitar Rp 250.000 hingga Rp 350.000. "Mahalnya, karena banyak komponen yang masih impor. Misalnya, plastik kantong darah serta komponen laboratorium pemeriksaan darah," ujarnya.

Untuk Kota Malang sendiri, persediaan darah selama setahun ditargetkan sebanyak 50.000 kantong darah, di antaranya bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan pusat perbelanjaan untuk pengadaan darah dari pendonor.

Sementara kebutuhan darah selama setahun sekitar 20.000 kantong darah, yang antara lain untuk memasok kebutuhan darah di sejumlah rumah sakit pemerintah dan swasta di Malang. Selebihnya untuk memenuhi kebutuhan darah di sejumlah kota di Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com