Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Meresahkan, Pengemis Dirazia

Kompas.com - 09/03/2012, 06:35 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Sosial Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menggelar razia pengemis dan gelandangan di kawasan kota Sumenep, Kamis (8/3/2012).

Dari razia tersebut terjaring 23 pengemis yang sudah uzur dan sebagian besar berasal dari Kecamatan Pragaan dan Kecamatan Batu Putih. Mereka biasa berkeliaran di sejumlah tempat seperti swalayan, trotoar, pasar, kantor pemerintah dan kawasan permukiman.

Mereka langsung digiring ke kantor Satpol PP Sumenep. Kepala Pol PP Sumenep Abdul Majid mengatakan, keberadaan para pengemis di Sumenep sudah meresahkan warga dan membuat lingkungan di Sumenep kotor. "Mereka itu sembarangan masuk ke pertokoan, perkantoran dan pasar-pasar. Sehingga masyarakat merasa terganggu," kata Abdul Majid.

Para pengemis itu kemudian didata sesuai dengan tempat tinggalnya masing-masing. Selanjutnya kata Abdul Majid, mereka akan ditampung oleh Dinas Sosial Sumenep untuk diberi pembinaan. "Mereka tidak kita biarkan begitu saja tetapi akan direhabilitasi dan dibina oleh instansi lain," ujarnya.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinsos Sumenep, Zainurul Qomari menyatakan akan bertanggung jawab atas pengemis yang terjaring razia. "Kita sudah kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumenep, agar mereka diberi pengarahan dan penyadaran," ungkapnya.

Setelah proses rehabilitasi selesai, mereka akan dikembalikan ke rumah masing-masing, melalui kepala desanya yang bersangkutan.

Juhairia (55), salah satu pengemis asal Desa Gunung Mote, Gunung Laok Kecamatan Paragaan mengaku heran dengan razia Satpol PP. Sebab dia merasa tidak pernah mengganggu orang lain dan tidak pernah mengotori lingkungan. "Kenapa kita dianggap meresahkan dan ditangkap?" tanyanya

Bagi ibu tiga anak ini, mengemis sudah menjadi sumber penghidupan. Dengan pendapatan Rp 20.000 sampai Rp 30.000 per hari, dia  bisa menyambung hidup. "Kalau saya dihentikan menjadi pengemis, apa pemerintah mau membiayai hidup saya?," katanya ketus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com