Depok, Kompas -
Sebelumnya, turap Kali Ciliwung di Kecamatan Cilodong, turap Kali Angke di Kecamatan Bojongsari, dan turap kali Jantung di Kecamatan Sukmajaya juga longsor.
Meskipun tidak ada korban jiwa, longsor ini merusak saluran irigasi, membuka peluang banjir karena terjadinya pendangkalan kali, dan merusak bangunan di sempadan sungai.
”Longsor terjadi karena arus kali yang deras, sementara turap penahan tebing tidak kuat. Terlebih lagi ada bangunan yang berada di atas tebing turap,”
Longsor di turap Kali Krukut sempat membuat warga cemas. Sebab, semua material turap menutupi badan kali. Runtuhan turap itu membuat aliran air kali terhambat.
Sesaat setelah turap ambrol, Selasa pukul 23.00, warga Kelurahan Pancoran Mas membongkar sendiri material di badan sungai. Sebab, posisi air sudah di ambang batas banjir di sekitar permukiman warga.
Sekretaris RW 20 Kelurahan Pancoran Mas Iser Lal mengatakan, turap tersebut pernah ambrol pada tahun 2000. Setelah diperbaiki malah ada bangunan yang berdiri di tebing turap.
”Bangunan yang berdiri persis di tebing turap itu tidak berizin. Saya sendiri jadi heran mengapa bangunan itu bisa berdiri di sana, ya,” kata Iser Lal.
Sementara di sempadan Kali Ciliwung di Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, dalam sebulan terakhir ini sudah terjadi tiga kali longsor. Longsor itu terjadi di dua titik berbeda yang terpisah jarak sekitar 200 meter. Longsor terparah terjadi di RT 04 RW 08 Kelurahan Kalimulya. Lokasi longsor hanya berjarak sekitar 5 meter dari permukiman warga.