Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disayangkan, Madrasah Diniah Tak Dikelola Guru NU

Kompas.com - 06/03/2012, 00:58 WIB
Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Ketua Forum Silaturrahmi Pimpinan Daerah Nahdlatul Ulama (Fospida NU) Jawa Timur Hasan Aminuddin menyatakan keprihatinannya atas banyaknya madrasah diniah yang sudah tidak dikelola oleh guru dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Padahal, madrasah diniah merupakan kekuatan terbesar NU selain pondok pesantren.

"Potret ini saya dapatkan saat terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Sebenarnya banyak anak muda pengurus ranting NU yang berasal dari guru madrasah diniah," ungkap Hasan saat membuka pembinaan guru taman pendidikan Al Quran (TPQ) dan madrasah diniah (madin) di Pendapa Kabupaten Probolinggo, Kamis (5/3/2012).

Pembinaan ini diikuti sekitar 700 orang yang terdiri dari guru TPQ dan guru madin. "Tangkaplah semua ini sebagai ancaman gulung tikarnya madrasah diniah dan TPQ yang dibina oleh guru NU. Oleh karena itu, guru madrasah diniah harus selalu berinovasi supaya bisa terus maju dan berkembang dengan baik," ujar Hasan yang juga Bupati Probolinggo.

"Banyak berdiri lembaga pendidikan yang dikelola oleh orang di luar NU. Tetapi setelah saya amati, 90 persen anak yang menuntut ilmu di lembaga pendidikan tersebut adalah anak orang NU," ungkapnya.

Menghadapi hal tersebut, Hasan mengajak seluruh pengasuh dan guru madin untuk fokus dan profesional dalam menangani pendidikan di bawah naungan NU. "Buatlah sebuah solusi dan terobosan baru supaya madrasah diniah bisa menarik, dan proses belajar-mengajarnya menyenangkan. Dengan demikian, anak NU akan betah untuk belajar di madrasah diniah," paparnya.

Menurut Hasan, pendidikan agama merupakan salah satu elemen yang sangat penting dan strategis bagi pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena pendidikan agama, di samping sebagai wadah bagi transformasi ilmu pengetahuan agama, juga merupakan sarana yang paling efektif dalam penanaman nilai-nilai moral spiritual dan sosial keagamaan.

"Perlu kita sadari bersama bahwa tinggi-rendahnya kualitas pendidikan agama merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai stake holder pendidikan. Pemerintah bersama segenap elemen masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan berkewajiban untuk membangun sinergi pembangunan pendidikan yang berkualitas," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com