Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Lubang-lubang Kecil di Sumbat Lava Merapi

Kompas.com - 24/02/2012, 09:54 WIB
Aloysius Budi Kurniawan

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Tim Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta menemukan fenomena baru berupa lubang-lubang kecil berisi air di sumbat lava kawah Merapi. Lubang-lubang ini berdiameter sekitar lima meter dan berada di permukaan sumbat lava yang dalamnya mencapai 150 meter dengan titik suhu terpanas 540 derajat celcius.

Berdasarkan foto yang diperoleh Tim Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta yang naik ke puncak Merapi, Rabu lalu, terdapat tiga lubang berisi air yang berada di sumbat lava Merapi. Sebelumnya, Gunung Merapi tidak pernah memiliki kawah yang begitu dalam serta berisi air.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo mengatakan, munculnya fenomena baru ini berkaitan erat dengan terjadinya peningkatan aktivitas kegempaan Merapi akhir-akhir ini.

"Ada dua kemungkinan mengapa bisa terbentuk lubang-lubang kecil di sumbat lava. Pertama, lubang-lubang itu muncul karena ada akumulasi tekanan dari bawah sumbat lava yang kemudian memunculkan retakan. Kedua, lubang-lubang kecil itu bisa jadi muncul karena adanya letusan freatik kecil dari interaksi air hujan dengan panas dari dalam kawah," ucapnya, Jumat (24//2/2012), di Yogyakarta.

Kondisi kawah Merapi pascaerupsi 2010 lalu sangat berbeda dengan situasi sebelumnya. Kedalaman kawah saat ini mencapai 150 meter dengan diameter atas sekitar 400 meter dan diameter kawah di dasar sekitar 300 meter. "Dari kondisi ini, yang perlu diwaspadai adalah kawah ini memiliki bukaan yang menuju ke arah selatan dengan diameter antara 400 sampai 500 meter. Jika sewaktu-waktu Merapi erupsi kembali, maka letusannya tidak lagi mengarah ke barat melainkan ke selatan," kata Subandriyo.

Letusan dahsyat Merapi tahun 2010 lalu mengubah bentuk kawah Merapi. Berdasarkan sejarah, letusan Merapi tahun 2010 memiliki pola yang mirip dengan letusan tahun 1872 lalu. Sejak dua minggu lalu, aktivitas kegempaan Merapi meningkat. Namun, sejak Sabtu (18/2) lalu aktivitas kegempaan Merapi mulai turun di mana gempa vulkanik dangkal tercatat sebanyak 35 kali, multiphase 47 kali, dan guguran satu kali kemudian turun pada Minggu (19/2) menjadi 15 kali gempa vulkanik dangkal, 24 kali multiphase, satu kali guguran, dan dua kali gempa tektonik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com