Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

77 Sabo Dam di Gunung Merapi Tuntas Tahun 2013

Kompas.com - 20/02/2012, 02:56 WIB

Magelang, Kompas - Perbaikan 77 sabo dam di sekitar kawasan Gunung Merapi yang rusak akibat erupsi dan banjir lahar dingin dilakukan secara bertahap dalam tiga tahun. Perbaikan yang dilakukan tahun 2011 hingga 2013 ini menelan dana dari Kementerian Pekerjaan Umum, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan sisa dana bantuan luar negeri senilai Rp 1,365 triliun.

”Dengan mempertimbangkan siklus erupsi Gunung Merapi yang berkisar tiga-empat tahun sekali, dalam tiga tahun ini kami persiapkan semua sabo dam tersebut agar kembali berfungsi optimal menampung semua material hasil erupsi Gunung Merapi lagi,” ujar Kepala Bidang Program dan Perencanaan Umum Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Imam Mardjianto, Minggu (19/2).

Bangunan sabo dam berfungsi sebagai penahan material hasil erupsi Gunung Merapi dan sekaligus sebagai pengendali banjir lahar dingin. Sekitar 77 sabo dam tersebut rusak dan sebagian lainnya hilang terkubur material erupsi Gunung Merapi.

Pada tahun 2011 program perbaikan ini dilakukan dengan memperbaiki tiga bangunan sabo dam, dengan menggunakan sisa dana bantuan dari luar negeri sebesar Rp 15 miliar. Pada tahun 2012 akan dilakukan perbaikan 38 sabo dam dengan dana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp 600 miliar. Pada tahun 2013, akan dianlanjutkan perbaikan 36 sabo dam dengan dana senilai Rp 750 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan BNPB.

Kepala Seksi Gunung Merapi Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Sri Sumarti mengatakan, dari 130 juta meter kubik material hasil erupsi Gunung Merapi, sekitar 30 juta meter kubik telah turun sebagai banjir lahar dingin pada akhir 2010 hingga awal 2011. Oleh karena itu, saat ini masih ada 100 juta meter kubik yang berpotensi turun ke semua sungai yang berhulu ke Merapi.

Sri mengatakan, menyikapi hal tersebut, BNPB juga telah memberikan bantuan berupa alat deteksi bencana lahar dingin di Kali Woro, yang selama ini belum dilengkapi dengan alat tersebut.

Peningkatan kegempaan

Sementara itu, terkait peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal dan gempa multifase di Gunung Merapi, Sri mengatakan, sejauh ini belum terindikasikan proses apa pun, termasuk proses pembentukan kubah lava baru.

Berdasarkan data yang dihimpun di Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos, peningkatan jumlah gempa multifase terjadi sejak 7 Februari, disusul peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal mulai 9 Februari lalu.

Sebelumnya, gempa multifase hanya terjadi 1 - 4 kali sehari, dan bahkan seringkali juga tidak terjadi. Namun, pada 7 Februari tiba-tiba melonjak menjadi 17 kali sehari. (EGI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com