Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irigasi Kedung Ombo Rusak dan Penuh Sedimen

Kompas.com - 17/02/2012, 14:14 WIB
Alb. Hendriyo Widi Ismanto

Penulis

KUDUS, KOMPAS.com — Kerusakan dan sedimentasi irigasi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memicu penurunan produktivitas padi. Hal itu terjadi di areal sawah hilir sistem irigasi Waduk Kedung Ombo.

Kecamatan Undaan, Kudus, merupakan salah satu daerah hilir sistem irigasi Waduk Kedung Ombo. Areal sawah di kawasan itu dialiri saluran irigasi primer Klambu-Wilalung yang terbagi menjadi saluran irigasi sekunder Undaan, Babalan, dan Kutuk.

Ketua Forum Perkumpulan Petani Pengguna Air (FP3A) Sistem Irigasi Kedung Ombo, Kaspono, Jumat (17/2/2012), mengatakan, sekitar 60 persen saluran irigasi Waduk Kedung Ombo di wilayah Kudus rusak dan tersedimentasi. Kerusakan itu berupa kebocoran, pintu air hilang, dan tanggul longsor.

Misalnya, di saluran irigasi primer Klambu-Wilalung banyak pintu yang tidak dapat dioperasikan dan terjadi kebocoran di sejumlah titik. Saluran sepanjang 9 kilometer itu juga tersedimentasi rata-rata setinggi 0,5 meter.

”Hal serupa terjadi saluran irigasi sekunder Undaan, Babalan, dan Kutuk. Bahkan, sedimentasi di irigasi itu ditumbuhi tanaman-tanaman liar sehingga menghambat laju air. Hal itu menyebabkan produktivitas padi menurun karena petani terlambat tanam,” kata Kaspono.

Dia mencontohkan, di Kecamatan Undaan sekitar 2.000 hektar dari 5.000 hektar sawah selalu terlambat tanam 1-1,5 bulan karena pasokan air terlambat. Petani yang seharusnya menanam padi pada September terpaksa tanam pada akhir Oktober. Akibatnya, petani gagal panen mengingat setiap Desember banjir selalu melanda Undaan.

Pada musim tanam kedua, pasokan air di kawasan itu juga selalu terlambat sehingga terkena serangan wereng lebih parah ketimbang yang tanam normal. Hal itu menyebabkan produksi gabah kering panen berkurang 20-30 persen dari kondisi normal 5-5,5 ton per hektar.

”Pemerintah memang telah melakukan perawatan saluran irigasi itu, tetapi belum menyeluruh akibat dana terbatas,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com