Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendulang Dipulangkan

Kompas.com - 16/02/2012, 03:09 WIB

NAMLEA, KOMPAS - Ribuan pendulang emas dari sejumlah daerah dipulangkan setelah areal tambang emas di Wansait, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku, ditutup. Meskipun banyak pendulang pulang, tidak sedikit pula yang datang lagi ke Pulau Buru untuk berburu emas.

Berdasarkan pantauan Kompas di pelabuhan di Namlea, ibu kota Kabupaten Buru, Rabu (15/2), ribuan pendulang emas berdesak-desakan naik ke kapal Lambelu milik PT Pelni. Mereka umumnya berasal dari sejumlah daerah di Sulawesi, hendak kembali ke daerah asal setelah areal penambangan emas ditutup.

Harun Monoarfa (40), pendulang dari Manado, Sulawesi Utara, mengatakan sudah dua pekan mendulang emas di Wansit. Namun, ia kini terpaksa pulang setelah pemerintah dan warga setempat menutup areal penemuan emas. ”Kami mau tidak mau harus pulang,” tuturnya.

Dia mengaku kecewa atas penutupan areal penambangan itu karena hasil emas yang diperoleh bersama sebelas temannya hanya 13 gram, setiap gramnya dihargai sekitar Rp 370.000. ”Hasil dari emas itu hanya cukup untuk (ongkos) kami pulang kembali ke kampung,” ujar Harun.

Kekecewaan serupa diungkapkan oleh Wawan (30), pendulang emas asal Gorontalo. Ia mengaku mendapatkan penghasilan Rp 1,5 juta. ”Teman-teman lain bahkan bisa dapat sampai Rp 3 juta per hari dari mendulang emas. Jumlah itu berkali-kali lipat daripada sejumlah tempat di Sulawesi yang pernah saya datangi untuk mendulang emas,” katanya.

Meskipun banyak pendulang emas yang pulang, masih banyak pula pendulang dari beberapa daerah yang berdatangan ke Buru. Mereka membawa serta alat-alat untuk mendulang, seperti sekop dan wajan.

”Saya dikabari teman yang sudah ada di Buru kalau hasil emas di Buru banyak. Makanya saya dan beberapa teman datang ke Buru. Saya tidak tahu kalau ternyata areal penemuan emas sudah ditutup,” ujar Mardi (35), pendulang asal Makassar.

Ribuan pendulang yang baru datang ini dihadang puluhan petugas polisi dan satuan polisi pamong praja. Mereka dilarang keluar dari pelabuhan. Di pelabuhan, mereka diminta tinggal di tenda-tenda yang disiapkan pemerintah untuk menampung mereka sambil menunggu kapal berikutnya keluar dari Buru.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Buru Komisaris Marusaha Manurung mengatakan, pemulangan pendulang emas telah dilakukan sejak Bupati Buru Ramli Umasugi mengeluarkan larangan menambang emas di Wansait, 8 Februari lalu. Larangan ini dikeluarkan berdasarkan permintaan masyarakat di Wansait.

Bupati Buru menjelaskan, setelah areal tambang emas tradisional ditutup dan dikosongkan dari pendulang, pemerintah akan mempersilakan investor swasta.

(APA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com