Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hama Mulai Menyerang Padi

Kompas.com - 11/02/2012, 09:57 WIB
Erwin Edhi Prasetyo

Penulis

MERAUKE, KOMPAS.com- Hama ulat gulung dan kupu-kupu putih mulai menyerang tanaman padi di Merauke, Provinsi Papua. Akibatnya, daun padi yang baru berumur 15-30 hari berbintik-bintik coklat gosong dan menggulung.

Nurdin (44), petani warga Kampung Semangga Jaya, Distrik Semangga, menuturkan, tanaman padi varietas Inpari 9 di sawahnya seluas 1 hektar hampir rata kena serangan hama meskipun belum parah. Serangan awal ditandai gejala daun bintik-bintik coklat gosong, terutama di pucuk.

"Kalau ini dibiarkan, daunnya bisa gosong rata . Padi bisa mati atau kalau telat nyemprot hasil panen sedikit," ungkapnya di Semangga Jaya, Merauke.

Nurdin mengaku tidak bisa memastikan jenis hama yang menyerang padinya hingga membuat daun padi berbintik-bintik coklat. Ia menduga, itu karena kupu-kupu putih kecil. Sebab, serangga tersebut banyak ditemukan menempel di daun padi.

"Beberapa hari lalu masih sedikit bintik-bintiknya, sekarang jadi banyak. Ini saya semprot insektisida. Belum tahu hasilnya. Akan saya periksa terus," ujarnya.

Harun (35), petani lainnya, mengungkapkan, sawahnya seluas 2 hektar juga mengalami gejala serupa. Menurut Harun, gejala daun bintik-bintik gosong bukan disebabkan oleh serangan hama wereng. "Kalau wereng gejalanya seluruh daun akan menguning," ungkapnya.

Ia mengaku tidak terlalu khawatit dengan gejala bintik coklat itu, namun lebih mengkuatirkan serangan ulat gulung. Saat ini, hama ulat gulung mulai menyerang menyebabkan daun memutih dan menggulung.

Ulat ini selalu muncul tiap tahun. Bila dibiarkan, serangan ulat gulung bisa mengakibatkan puso. Apalagi bila serangan itu terjadi saat padi mulai berbuah. "Harus sejak awal disemprot," katanya.

Menurut Harun, kupu-kupu putih kecil memang banyak bermunculan bila curah hujan berlebihan seperti saat ini. Telur kupu itulah yang menetas dan kemudian menjadi ulat gulung.

Serangan ulat ini, menurutnya, lebih mengancam padi karena selain merusak daun juga membuat pertumbuhan padi terganggu. Akibatnya, padi bakal puso. "Saya tidak terlalu kuatir ulat gulung karena untuk membasminya tidak sulit seperti wereng. Ulat ini disemprot langsung mati. Tapi petani harus kompak. Kalau satu bidang disemprot yang lainnya tidak, akan menular," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com