Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Remaja Perempuan Tersangka Kekerasan

Kompas.com - 08/02/2012, 20:00 WIB
Ayu Sulistyowati

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Awal pekan ini, beredarnya rekaman penganiayaan beberapa remaja perempuan terhadap temannya di Denpasar menjadi sorotan masyarakat.

Hingga Rabu (8/2/2012), Kepolisian Resor Kota Denpasar menetapkan lima remaja perempuan menjadi tersangka atas kekerasan terhadap KA (16).

Mereka adalah OA (17), RA (15), MV (16), KA (17), dan GD (16) dan mengaku bagian dari geng motor perempuan. Empat tersangka di antaranya putus sekolah karena kenakalannya.

"Kami terus memeriksa para tersangka," kata Kepala Sub Bagian Humas Polresta Denpasar AKP IB Made Sarjana, kemarin. Polisi juga masih mengejar satu remaja lagi yang di duga sebagai perekam gambar. Namun, lima tersangka belum ada yang mengaku sebagai pengunggah di dunia maya.

Meski empat remaja di antaranya sudah mendekam di tahanan polisi sejak Selasa (7/2/2012) petang, mereka baru menyesal atas kenakalannya yang berlebihan terhadap temannya KA kemarin.

Koordinator Pokja Bidang Hukum Kota Denpasar Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali Siti Sapura mengaku prihatin atas kasus kekerasan dan kriminalitas remaja putri yang dinilainya berlebihan. "Kami berupaya melakukan pendekatan agar mereka s adar dan mau memperbaiki kelakuannya," katanya.

Ia pun menyesal empat tersangka putus sekolah karena kasus kenakalan berkelahi di sekolahnya. Bahkan, ia tak menyangka orang tua mereka tergolong mampu namun kurang memberi perhatian kepada anak rem aja putrinya.

Korban KA mengaku tidak tahu memiliki salah apa sehingga dianiaya. Peristiwa itu pun terjadi pertengahan Desember tahun lalu. Ia dituding para tersangka tidak solid terhadap geng motor yang diikutinya bernama Cewekl Macho Performanc e (CMP).

"Mereka menuduh kaus geng ini saya jadikan keset kaki dan itu artinya melecehkan mereka. Saya dijemput dan dibonceng untuk di bawa ke tempat sepi," kata KA.

Korban pun putus sekolah sejak SD. Ia tinggal bersama bibinya di Denpasar karena ayahnya menikah lagi.

Sekprodi Psikologi Universitas Dhayana Pura Sad Yuli Prihatini berharap kasus ini menjadi pelajaran orang tua pekerja maupun tidak. Menurutnya, remaja berkasus biasanya karena tak mendapatkan perhatian cukup dari or ang tuanya sehingga masa puber mereka menjadi kurang terarah positif. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com