Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menderita Tumor Saraf, Arul Tergolek Lemas

Kompas.com - 08/02/2012, 03:48 WIB
M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — M Arul Ulya Latif (5), warga Desa Sonorejo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tergolek lemas dalam pangkuan Darmi (25), ibunya. Anak balita tersebut didiagnosis menderita tumor saraf, sementara orangtuanya tak mampu membiayai pengobatannya. Tak ayal, kondisi kesehatannya saat ini memprihatinkan.

Saat Kompas.com datang ke rumah Sriwati (53), tempat M Arul Ulya Latif, dirawat, Selasa (7/2/2012), tubuh balita tersebut terlihat ringkih menahan kepalanya yang membesar seperti terkena hydrocephalus. Di sekitar area kelopak kedua matanya menghitam seiring membesarnya bola mata. Ia terus merengek menahan sakit yang ia derita.

Darmi menuturkan, sakit itu mulai terjadi pertengahan tahun 2010, berawal dari sakit panas yang tidak kunjung sembuh. Setelah itu, muncul bintik coklat kehitaman pada bola matanya hingga menjadi seperti sekarang ini. "Awalnya panas enggak sembuh-sembuh," kata Darmi.

Ia sudah membawa Arul ke salah satu rumah sakit di Kediri. Namun, rumah sakit tak mampu menanganinya karena keterbatasan peralatan, hingga akhirnya Arul mendapat rujukan untuk dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya.

"Waktu itu saya bawa pulang karena kondisinya membaik. Tapi sekarang kondisinya seperti ini lagi," ujar Darmi.

Rudiyanto (31), ayah Arul, mengatakan, berbagai pekerjaan telah ia lakoni selama 2,5 tahun demi mencari biaya perawatan anaknya. Kini ia bekerja serabutan supaya dapat membagi waktu dengan istrinya untuk merawat Arul.

"Saya sudah enggak punya apa-apa. Saya sekarang bantu-bantu di rumah Pak Lurah," kata Rudi.

Mereka berdua kini hanya pasrah menghadapi kondisi ini, terlebih saat upayanya mengurus perpanjangan Jamkesda kandas oleh verifikasi persyaratan pengajuan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kediri.

"Kata Dinas, rumah saya berkeramik. Padahal, di rumah ini saya hanya numpang," ungkap Rudi.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto saat dikonfirmasi mengatakan, verifikasi memang merupakan standar tetap yang dilakukan petugas dinas kesehatan. "Namun, kita tidak menutup mata, apalagi sebelumnya juga telah mendapat Jamkesda," kata Edhi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com