Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluruh Wilayah Jateng Endemi Flu Burung

Kompas.com - 02/02/2012, 13:15 WIB
Edy Suprayitno

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Menyusul dirawatnya pasien flu burung di RS Dr Kariadi Semarang (RALAT), Dinas Peternakan membentuk tim gerak cepat penanganan flu burung. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah memetakan daerah endemi flu burung, dengan rapid test. Hasilnya, 32 unggas dari ratusan sample yang di-tes, positif terjangkit virus H5N1.

Menurut Whitono, Kepala Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tengah, angka tersebut sesungguhnya tergolong kecil. Pertumbuhan populasi unggas di Jateng mencapai 125 juta ekor per tahun. "Unggas yang positif terkena flu burung tersebut tersebar di 35 kabupaten/kota se Jateng. Namun yang terakhir kami temukan berada di Kabupaten Brebes," kata Whitono, Kamis (2/2/2012) di gedung Ghradika Bhakti Praja, kompleks kantor Gubernur Jateng.

Berdasarkan hasil rapid test itu, disimpulkan, semua wilayah di Jateng masuk kategori endemi flu burung. Sebagai daerah endemi, saat memasuki musim hujan, angka flu burung pada unggas meningkat pesat. Meski demikian, Whitono meminta masyarakat tak perlu khawatir karena Dinas Peternakan sudah membentuk tim gerak cepat penanganan flu burung. "Waspada boleh tapi tidak usah terlalu panik," tambah Whitono.

Dengan pertumbuhan populasi unggas yang cukup tinggi, stok vaksin flu burung yang dibutuhkan juga sangat tinggi. Menurut Whitono, jumlah vaksin dan disinfektan masih mencukupi untuk didistribusikan di seluruh wilayah Jateng.

RALAT:
Terjadi kesalahan informasi pada berita di atas. Setelah pihak redaksi Kompas.com melakukan klarifikasi kepada RS Kariadi, Semarang, ternyata peristiwa perawatan pasien flu burung di RS tersebut hanya merupakan simulasi, yang dilakukan pada Selasa (31/1/2011). Kepala bagian Humas RS Kariadi Darwito yang dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (3/2/2012) mengatakan, simulasi tersebut dilakukan untuk menjaga kesiagaan petugas para medis di RS tersebut. "Simulasi itu dilakukan sebagai bagian dari pelayanan masyarakat, karena kasus seperti ini sangat, sangat emergensi, sehingga kita harus selalu meng-update kesiagaan kita dengan simulasi," kata Darwito.

Dengan penjelasan ini, Redaksi Kompas.com telah meluruskan pemberitaan di atas.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com