Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye dan Pemberdayaan Korban KDRT

Kompas.com - 27/01/2012, 02:38 WIB

Dedi Muhtadi

Komitmen Netty Prasetiyani memelopori perlindungan anak dan perempuan seperti menemukan jalan di jalur Bandung- Purwakarta-Bekasi. Desember lalu, bersama sejumlah komunitas sepeda atau ”bikers” Bandung, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Jawa Barat ini bersepeda sepanjang 90 kilometer untuk melakukan kampanye ”Stop Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak!”.

Aktivitas di bawah terik matahari itu menarik perhatian, baik bagi para pesepeda maupun warga yang disinggahi untuk kampanye. Di Kota Purwakarta, misalnya, rombongan berhenti istirahat sambil berkampanye di depan keluarga Ikatan Bidan Indonesia Cabang Purwakarta.

Khusus pesepeda memang memiliki komitmen menyelamatkan Bumi. Namun, ketika mereka dikenalkan pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), banyak yang terkaget-kaget. Misalnya, penelantaran ekonomi seperti tidak memberikan biaya hidup sehari-hari termasuk salah satu tindakan KDRT.

”Ternyata banyak sekali elemen masyarakat yang belum terpapar dengan KDRT,” ungkap Netty, yang juga Ketua Forum Pendidikan Anak Usia Dini Jawa Barat (Jabar) saat evaluasi kinerja Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) pada awal Januari lalu di Gedung Sate, Bandung.

Ketika mereka bergabung dalam kampanye, bikers juga memiliki karakter yang berbeda. Misalnya Jejak (Jelajah Jalan Setapak), yakni komunitas pesepeda yang senangnya mencari jalur-jalur setapak yang kecil. Ada pula komunitas Matador (Manggih Tanjakan Dorong—ketemu tanjakan dorong sepeda), dan Sasusu (Sepeda Suka-suka) dengan sepedanya yang bermacam-macam dan kalau ketemu jajanan di jalan mereka berhenti untuk makan.

Begitu mendengar tentang KRDT, mereka seperti tersadar dan beranggapan, begitu pentingnya menyayangi keluarga, menyayangi istri dan anak. Dalam konteks preventif, pengetahuan terhadap KDRT perlu agar seseorang jangan sampai menjadi korban dulu baru tahu definisi kekerasan.

Jumat (13/1), Netty juga bersepeda dengan komunitas lainnya ke Warung Bandrek (Warban), Dago, Bandung Utara, lokasi yang terkenal di kalangan pesepeda.

”Mereka tak bisa disatukan sehingga kami harus dekati per komunitas,” ujar Ketua Bank Mata Indonesia Cabang Utama Jabar ini.

Berpacu dengan waktu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com