Tanggul Sungai Kabuyutan Juga Jebol

BREBES, KOMPAS.com- Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tanjung dan Losari di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tidak hanya disebabkan jebolnya tanggul Sungai Ciapit di Kecamatan Tanjung dan Sungai Bancang di Kecamatan Losari. Namun, banjir juga disebabkan jebolnya tanggul Sungai Kabuyutan di Kecamatan Tanjung dan Kersana.

Banjir di Kecamatan Tanjung, Minggu (1/1/2011), menggenangi rumah penduduk dan areal persawahan di Desa Sengon, Luwung Bata, Tanjung, Trengguli, Mundu, Karanganyar, Sidakaton, dan Kemurang. Banjir di Kecamatan Losari menggenangi Desa Kecipir, Rungkang, Prapag Kidul, dan areal sawah di Desa Randusari.

Selain itu, banjir juga menggenangi jalur pantura Tanjung dan ratusan hektar tambak di Desa Kecipir.

Kepala Desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Herdi Riyanto, mengatakan, tanggul jebol di sungai Kabuyutan terjadi pada dua lokasi, yaitu di Desa Sengon dan Kemukten, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Tanggul jebol di Desa Sengon sepanjang 10 meter dan setinggi dua meter, sedangkan di Desa Kemukten, tanggul jebol sepanjang 10 meter dan tinggi tiga meter.

"Air sungai Kabuyutan juga melimpas, karena tanggul pendek," katanya.

Menurut Herdi, akibat kondisi tersebut, sekitar 3.125 rumah warga, 170 hektar tanaman bawang merah, serta 100 hektar tanaman padi dan palawija terendam air. Kerugian yang dialami masyarakat diperkirakan mencapai Rp 4,75 hektar.

Menurut dia, warga sangat membutuhkan bantuan logistik, karena hingga saat ini mereka belum bisa beraktifitas secara normal. Selain itu, warga juga meminta bantuan alat berat untuk perbaikan tanggul.

Sementara itu, banjir tidak hanya menimpa Kecamatan Tanjung dan Losari, tetapi juga dua kecamatan lain di Brebes, yaitu Kersana dan Banjarharjo.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Brebes, Rais Khana, mengatakan, banjir di Kecamatan Kersana terjadi di Desa Kramat Sampang dan Limbangan, sedangkan di Kecamatan Banjarharjo, banjir terjadi di Desa Malahayu dan Banjarharjo.

Secara keseluruhan, jumlah rumah yang terendam banjir sekitar 11.000 rumah, dengan 40.000 jiwa.