Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Sulam Karawo Dikhawatirkan Punah

Kompas.com - 17/12/2011, 17:18 WIB
Aris Prasetyo

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com- Penyelenggara Festival Karawo 2011 di Gorontalo menginginkan agar melalui festival ini karawo semakin dikenal luas di Indonesia atau tak hanya di Gorontalo. Masih ada pandangan jika orang Gorontalo asli masih malu dan enggan mengenakan kain sulam karawo khas Gorontalo. Jika tidak dipopulerkan, dikhawatirkan kain sulam karawo bisa punah.

"Kondisi kain sulam karawo kurang menguntungkan untuk saat ini. Sebagian warga Gorontalo seperti tidak bangga saat mengenakan baju bersulam karawo. Di sisi lain regenerasi pengrajin karawo sangat lamban. Jika tidak diselamatkan, kain karawo bisa punah," kata Pemimpin Bank Indonesia Gorontalo Wahyu Purnama, sekaligus penggagas Festival Karawo 2011, Sabtu (17/12/2011), di Gorontalo.

Wahyu berharap acara Festival Karawo bisa dilanjutkan di tahun-tahun berikutnya, sehingga menjadi agenda rutin di Gorontalo. Tentu saja pengelolaan dan pengemasan acara harus lebih profesional dan mampu menarik minat warga di Gorontalo atau di luar Gorontalo untuk turut melestarikan karawo.

Kain sulam karawo memang bukan kain sulam biasa. Tingkat kesulitan membuat sulaman karawo ini tinggi dan memerlukan ketelitian serta ketekunan luar biasa untuk membuatnya. Untuk sehelai sulaman karawo berukuran 20 cm x 20 cm saja, misalnya, perlu waktu sebulan untuk menyelesaikannya.

Untuk membuat satu pola sulaman karawo memerlukan tiga orang dengan tugas berbeda. Orang pertama bertugas membuat pola yang diawali digambar di atas kertas. Selanjutnya, dengan menyesuaikan pola di kertas, orang kedua bertugas sebagai pengiris atau pengurai benang pada kain yang akan dibuat sulam karawo. Terakhir, orang ketiga bertugas sebagai penyulam kain yang sudah diurai benang-benangnya.

Pekerjaan terberat ada di bagian pengiris atau pengurai benang. Kain yang akan dibuat sulam karawo diurai benangnya tanpa terputus atau kesalahan satu helai benang pun. Pekerjaan ini memerlukan tingkat ketelitian dan ketekunan yang tinggi. Semakin halus jenis kain, seperti kain sutera, tingkat kesulitan pengiris atau pengurai makin tinggi.

Selembar kain sulam karawo paling murah seharga Rp 300.000 dan paling mahal bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com