Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan Penumpang Kapal Jujur Harapan Tiba di Cirebon

Kompas.com - 09/12/2011, 21:51 WIB
Rini Kustiasih

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com — Delapan penumpang Kapal Jujur Harapan yang tenggelam pekan lalu di perairan Kalimantan Barat, Jumat (9/12/2011), pukul 17.15, tiba di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. Seorang penumpang lainnya, meninggal dunia saat berada di kapal penyelamat.

Kapal Jujus Harapan dihantam badai saat melakukan perjalanan dari Kendari, Sulawesi Tenggara, menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

Delapan penumpang kapal itu dibawa ke Cirebon menggunakan Kapal Ikan Horizon VII yang dinakhodai Opik (57).

Dari sembilan penumpang yang dibawa, satu di antaranya meninggal dunia. Mereka yang selamat ialah ialah Ridwan Bin Hamid, Arif, Juniadin, Muchtar, Bram, Leo, Joni, dan Hasanudin. Adapun korban meninggal ialah Ghofarudin.

Saat turun dari kapal penyelamat, delapan penumpang kapal yang selamat dalam kondisi lemas. Beberapa di antaranya tidak bisa berjalan, sehingga harus digendong naik ke truk polisi.

Badan mereka kurus kering, sementara pakaian yang melekat di badan sudah compang-camping. Kelelahan amat tampak di wajah mereka yang kusam menghitam. Selama lima hari mereka terombang-ambing di lautan.

Sementara itu jenazah Ghofarudin disimpan di bak pendingin ikan, agar tidak membusuk.

Warga Kuwaci, Kendari, itu meninggal dalam perjalanan menuju Cirebon. Nelayan yang menyelamatkannya menuturkan, Ghofarudin tidak mau makan dan minum. Tubuhnya lemas, sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhir di kapal ikan tersebut.

"Kami bukan tangan pertama yang menyelamatkan mereka. Ada Kapal Horizon lain yang menemukan mereka terapung naik rakit. Karena kapal kami yang hendak kembali ke Cirebon, maka korban kapal tenggelam itu dititipkan kepada kami," ungkap Opik.

Samita (29), salah satu anak buah kapal Horizon, menuturkan, sepanjang perjalanan delapan awak itu tidak banyak bicara. Mereka trauma dengan kejadian yang menimpa. Selama dua hari mereka terombang-ambing naik rakit kayu. Awalnya mereka 12 orang. "Tetapi, saat dibawa naik ke kapal kami jumlahnya sudah sembilan orang," ungkap Samita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com