Kesalahan Terjadi sejak Awal Desain Jembatan

DEPOK, KOMPAS.com — Ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, akhir November lalu, terjadi karena kesalahan desain sejak awal. Desain konstruksi jembatan tidak memiliki safety factor yang aman. Hal ini menabrak prinsip dasar konstruksi sehingga membuat kerusakan jembatan lebih cepat dari rencana.

"Safety factor itu seperti kemampuan menghadapi kemungkinan terburuk. Misalnya, sebuah gedung akan ambruk jika tiang pancangnya menanggung beban 100 ton, maka safety factor yang harusnya ada tiga kali lipatnya, yaitu 300 ton," kata Hengki Wibowo, pakar bidang Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Jumat (9/12/2011) di Depok, Jawa Barat.

Menurut Hengki, Jembatan Kutai Kartanegara tidak memiliki safety factor yang aman sehingga ambruk pada saat dilakukan perbaikan. "Perbaikan salah satu bagian jembatan, seharusnya tidak membuat jembatan roboh. Namun, karena safety factor-nya minim, jembatan ambruk," katanya.

Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik UI saat ini sedang meneliti bagian struktur jembatan yang ambruk. Penelitian dilakukan untuk mencari penyebab ambruknya jembatan dengan kajian ilmiah.

Mengenai siapa yang harus bertanggung jawab, Guru Besar Bidang Material, Fakultas Teknik, UI Bambang Suharno mengatakan tidak hanya satu pihak, tetapi lebih dari satu pihak yang saling terkait.

"Jawabannya sudah jelas, siapa yang bersalah juga sudah jelas. Kami hanya memberi penjelasan sebatas ini, penjelasan ke publik ada di tangan Pusat Laboratorium Mabes Polri," kata Bambang.