Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Keamanan Diminta Proporsional

Kompas.com - 01/12/2011, 02:19 WIB

Jakarta, Kompas - Aparat TNI dan Polri diminta bersikap proporsional dan profesional serta tidak mengedepankan kekerasan dalam menghadapi dinamika masyarakat Papua merayakan ulang tahun emas Organisasi Papua Merdeka pada 1 Desember ini. Respons dan penanganan yang berlebihan tidak hanya akan kontraproduktif, tetapi juga berpotensi mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia.

Hal itu disampaikan Yusman Conoras, Wakil Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua, dan Al Araf dari Imparsial, serta Usman Hamid dari Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan, Rabu (30/11), di Jakarta.

”Dari pengalaman lalu, penggunaan kekuatan koersif berlebihan tidak akan menyelesaikan konflik di Papua,” kata Al Araf.

Sementara itu, kekerasan yang sering kali berujung pada terjadinya pelanggaran HAM berakibat pada terus memanasnya konflik di Papua. ”Ini memperkeruh penyelesaian konflik di Papua,” kata Yusman.

Mengingat status keamanan di Papua masih dalam status Tertib Sipil, polisilah yang seharusnya berada di garda depan dan lebih banyak berperan di lapangan sesuai dengan tugas dan kewenangannya. Menurut Al Araf, pelibatan TNI dalam konteks tugas perbantuan hanya boleh dan bisa dilakukan atas dasar keputusan otoritas politik sipil (presiden).

Usman Hamid meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi instruksi tegas dan jelas kepada jajaran keamanan agar mencegah penggunaan kekuatan dan kekerasan terkait pengibaran bendera Bintang Kejora atau penyampaian aspirasi politik, baik di Papua maupun di Jakarta.

Secara terpisah, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan, Polri berupaya menjaga keamanan di Papua agar tetap kondusif pada peringatan OPM, 1 Desember ini. Polri antara lain menambah satu kompi pasukan Brimob dari Sulawesi Utara, patroli, pengawalan, dan razia. Pasukan Brimob antara lain ditempatkan di Jayapura, Puncak Jaya, Timika, dan Paniai. Polda Papua juga menempatkan pasukan di daerah yang dianggap rawan.

Polri tetap akan menekankan tindakan persuasif terhadap orang yang menaikkan bendera Bintang Kejora. ”Ya, kita akan imbau dan persuasif. Represif langkah terakhir,” kata Saud.

Pada Kamis ini, sejumlah masyarakat Papua di sejumlah daerah berencana menggelar peringatan Hari Kemerdekaan Papua, 1 Desember. Peringatan secara nasional dipusatkan di Taman Peringatan Kemerdekaan dan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Papua, Sentani, Kabupaten Jayapura. Taman tersebut merupakan bagian dari makam tokoh Papua, Theys Hiyo Eluay, yang meninggal pada 2001.

”Untuk Jawa dan Bali, peringatan dipusatkan di depan Istana Negara,” kata Sekretaris Jenderal Aliansi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia Markus Haluk di Jayapura. (edn/fer/RWN/THT/ABK/UTI/JOS/SIR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com