JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi meminta semua pihak tetap mewaspadai gerakan Papua merdeka. "Sekalipun pihak yang mengatasnamakan lintas agama telah menyampaikan pernyataan bahwa peringatan hari OPM 1 Desember jangan ada kekerasan oleh pemerintah atau darah tercecer, bukan berarti kewaspadaan terhadap lepasnya Papua dari NKRI dikendurkan," kata Hasyim di Jakarta, Rabu (30/11/2011).
Hasyim mengingatkan, pola melepaskan bagian negara dari induknya belakangan ini marak terjadi, dilakukan oleh gerakan internasional melalui pemberontakan separatis yang didukung asing. "Kalau gerakan separatis ini ditumpas, pemerintah yang bersangkutan dikenai pelanggaran HAM atau kriminal internasional, kemudian diserbu atas nama HAM pula," kata Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) ini.
Hasyim menegaskan, apa yang di terjadi di sejumlah negara di Timur Tengah bisa terjadi pula di Indonesia. Kekuatan asing bisa masuk ke Indonesia dengan menggunakan isu HAM manakala separatisme di Papua ditumpas dengan kekerasan.
Namun, kata Hasyim, cara lunak belum tentu bisa menjamin Papua tetap berada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Apabila gerakan separatisme dihadapi dengan soft power atau soft policy, bisa menjadi zero power," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.