Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpres KRL Mendesak

Kompas.com - 23/11/2011, 03:28 WIB

Jakarta, Kompas - Peraturan presiden tentang penugasan kepada PT Kereta Api Indonesia untuk meningkatkan KRL Jabodetabek mendesak untuk disahkan. Dengan begitu, kebutuhan prasarana penunjang KRL bisa dikerjakan sesuai dengan jadwal untuk mencapai target pengangkutan penumpang 1,2 juta per hari pada tahun 2019.

Wakil Direktur Utama PT KAI Darmawan Daud, Selasa (22/11), mengatakan, dengan peraturan presiden (perpres) tersebut, pengembangan KRL Jabodetabek diserahkan kepada PT KAI. Pengembangan itu menggunakan dana PT KAI, bukan dari APBN.

”Penugasan yang diamanatkan dalam perpres itu menjadi dasar untuk meningkatkan infrastruktur perkeretaapian, terutama KRL,” ujar Darmawan.

Infrastruktur termasuk prasarana dan sarana. Prasarana antara lain berupa listrik, rel, stasiun, dan persinyalan. Sementara sarana berupa penambahan armada. PT KAI berencana menginvestasikan Rp 5 triliun untuk membangun sarana dan prasarana hingga tahun 2019.

Salah satu peningkatan prasarana adalah penambahan kapasitas listrik untuk mendukung penambahan perjalanan KRL. Tahun 2012, kapasitas listrik gardu Manggarai akan ditingkatkan serta akan dibangun gardu baru di antara Stasiun Manggarai dan Sudirman. Pada tahun 2013, dua gardu listrik baru dibangun, yakni gardu Rajawali dan Kramat.

Percepatan perbaikan infrastruktur ini mendesak dilakukan karena hingga kini penumpang KRL rata-rata 400.000 orang per hari. PT KAI berharap perpres ini bisa disahkan akhir tahun 2011. Tanpa perpres, PT KAI tak punya dasar hukum membenahi prasarana perkeretaapian. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007, penyelenggaraan prasarana perkeretaapian menjadi kewenangan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.

Perubahan pola

Terkait dengan itu, PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) berencana mengubah rute perjalanan kereta mulai 5 Desember. Uji coba rute baru dilaksanakan tanggal 1-4 Desember.

Sekretaris Perusahaan PT KCJ Makmur Syaheran mengatakan, rute KRL yang akan dioperasikan adalah Bogor-Manggarai-Kota; Depok-Manggarai-Kota; Bogor- Tanah Abang-Jatinegara; Depok- Tanah Abang-Jatinegara; Bekasi- Jatinegara-Manggarai-Kota; Parung Panjang-Tanah Abang; Serpong-Tanah Abang; Tangerang- Duri; serta Tanjung Priok-Jakarta Kota.

Selain itu, ada kereta bantuan rute Manggarai-Tanah Abang dan Manggarai-Pasar Senen. Rute ini untuk menambah kapasitas angkut penumpang dari Parung Panjang/Serpong tujuan Sudirman atau Manggarai, atau penumpang dari Bekasi tujuan Pasar Senen. Tarif kereta tidak berubah. Penumpang yang akan melanjutkan perjalanan di dalam jalur lingkar (loop line) tidak dikenai biaya tambahan.

Yang termasuk dalam jalur lingkar ada di antara Stasiun Manggarai-Sudirman-Tanah Abang-Duri-Kampung Bandan- Pasar Senen-Jatinegara, serta antara Manggarai dan Jakarta Kota. Dengan perubahan rute ini, ada 531 perjalanan KRL dalam sehari, atau naik deibandingkan dengan saat ini yang berjumlah 467 perjalanan.

Sejumlah 60 persen perjalanan KRL dialokasikan untuk lintas Bogor, sepadan dengan jumlah penumpang KRL di lintas ini. Jarak kedatangan kereta di lintas Bogor sekitar 7 menit. Sementara perjalanan KRL untuk lintas Bekasi dialokasikan 20 persen, Serpong 15 persen, serta sisanya untuk Tangerang, Tanjung Priok, dan dalam kota.

Sejak Agustus, PT KCJ secara bertahap mendatangkan 100 KRL bekas dari Jepang dan rencananya digunakan untuk memperkuat perjalanan di Jabodetabek. Sayangnya, hingga kini belum ada KRL tambahan yang bisa dioperasikan karena masih menunggu sertifikasi kereta dari Ditjen Perkeretaapian. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com