Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaki Membusuk, Harimau Sumatera Mati

Kompas.com - 16/11/2011, 14:32 WIB
Irma Tambunan

Penulis

JAMBI, KOMPAS.com - Seekor harimau sumatera atau panthera tigris sumatrae mati dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Kabupaten Kerinci, Jambi, dalam kondisi kaki yang putus dan membusuk. Kondisi itu diduga akibat harimau berusaha melepaskan diri dari jerat satwa dalam hutan.

Kepala Bagian Teknis Konservasi Balai Besar TNKS Agus Sitepu mengatakan, Rabu (15/11/2011), harimau yang kondisinya lemah tersebut diselamatkan ke dalam sebuah kandang milik petugas balai di Desa Serpih, Kecamatan Muara Imat.

Harimau lalu dibawa ke Pos Resor Tapan TNKS untuk diobati. S etelah tiga hari dalam perawatan, harimau akhirnya tewas, Senin lalu. Kondisinya sudah sangat kritis dengan kaki kiri yang telah putus dan membusuk, ujar Agus.

Agus melanjutkan, harimau tersebut diduga kuat terperangkap dalam jerat satwa yang kerap dipasang pemburu di TNKS. Harimau berusaha melepaskan diri dari jerat sampai akhirnya berhasil, namun mengakibatkan kakinya putus.

Sebelum masuk ke dalam kandang milik petugas, sejumlah warga mengatakan harimau berkeliaran di sekitar permukiman penduduk dengan berjalan pincang. Ketika petugas berhasil membawa harimau ke pos resor, dokter hewan setempat tidak bisa lagi berbuat banyak. Rencana untuk mengamputasi kaki satwa liar ini batal, karena doter khawatir keadaan harimau semakin melemah jika dibius terlebih dahulu.

Menurut Agus, perburuan liar terhadap harimau sumatera masih mengkhawatirkan. Petugas TNKS mendapati sekitar 70 jerat harimau terpasang dalam kawasan TNKS pada tahun lalu.

Perburuan paling marak berlangsung pada tahun 2001 hingga 2002, dengan adanya temuan 300 jerat. "Sejak operasi perburuan liar harimau diperkuat petugas setempat, jumlah temuan jerat harimau menurun. Namun, perburuan harimau masih mengkhawatirkan," tuturnya.

TNKS merupakan satu dari 18 habitat harimau sumatera yang tersisa. Data Flora Fauna Indonesia, populasi harimau sumatera dalam TNKS tinggal 175 ekor.

Pada Deklarasi St Petersburg pada November 2010 lalu di Rusia, Indonesia menyatakan komitmen untuk menjaga habitat harimau sumatera dan berjuang meningkatkan populasinya hingga dua kali lipat . Kenyataannya, perburuan harimau sumatera dalam kawasan ini masih tinggi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com