Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Ekspor Gaharu Tinggi

Kompas.com - 07/11/2011, 03:32 WIB

MATARAM, KOMPAS - Kayu gaharu (Aquilaria malaccensis) memiliki pangsa pasar khusus dan permintaan yang tinggi, seperti dari China dan Taiwan. Khusus untuk pasar di kawasan Timur Tengah, komoditas perkebunan ini sudah disejajarkan dengan kayu cendana.

”Kalau permintaan dari Timur Tengah, China, dan Taiwan tidak ada batasnya, berapa pun pasti diterima. Namun, kan setiap provinsi diberi jatah, jadi hanya mengekspor sesuai kuota,” ujar H Faisal Bages, pengusaha penampung dan eksportir kayu gaharu, Minggu (6/11), di Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Faisal, harga kayu gaharu kelas super yang tumbuh alami ini mencapai Rp 10 juta per kilogram. Harga gaharu saat ini mengalami kenaikan tajam dibanding beberapa tahun lalu, Rp 4 juta-Rp 5 juta per kilogram. Sementara itu, harga kayu gaharu dengan kualitas menengah ke bawah saat ini mencapai Rp 5 juta per kilogram.

Kenaikan harga kayu gaharu, yang di Lombok disebut ketimusan, akibat populasinya mulai berkurang. Kayu gaharu biasanya diolah menjadi wewangian dan dupa. ”Kayu gaharu tumbuh alami sehingga sulit untuk mengetahui populasinya secara jelas. Justru yang banyak beredar di dalam negeri, termasuk mengisi pasar ekspor, merupakan hasil hasil budidaya,” tutur Faisal.

Tergantung kuota

Kuota untuk Indonesia tahun 2011 sekitar 400 ton, terbesar dikuasai Papua dan Kalimantan. Sementara itu NTB mendapat jatah 8 ton, dan diperkirakan jatah sama untuk tahun 2012.

Kuota untuk NTB, kata Faisal, meliputi 500 kilogram kualitas super untuk memenuhi permintaan Timur Tengah dan sebanyak 7,5 ton kualitas menengah ke bawah diekspor dengan tujuan utama ke China dan Taiwan

Menurut dia, di Timur Tengah kayu gaharu dijadikan bahan mandi uap untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap.

Di China dan Taiwan kayu itu diolah menjadi wewangian dupa. Bahkan di Thailand, ampas kayu itu dimanfaatkan sebagai bahan pembuat obat pengusir nyamuk.

Soal bibit, Faisal mengatakan masih tersedia di NTB dan sudah dibudidayakan di kawasan hutan Gunung Rinjani, kemudian Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, dan lingkar tambang PT Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat.

Kayu gaharu yang dibudidayakan umumnya jenis girinof, juga dikirim ke daerah lain sebanyak 100.000 batang. (RUL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com