Jakarta, Kompas -
”Kita tidak ingin bulan ini BI Rate turun, dua bulan lagi naik. Itu enggak memfasilitasi pengambilan keputusan dunia bisnis,” kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution di Gedung BI, Jakarta, Jumat (4/11).
Kemarin, Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 1,25 persen. Pada awal September, BI sudah menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,5 persen.
Saat ditanya, apakah BI akan mengikuti langkah Bank Sentral Eropa, Darmin menyatakan, ”Lho, mereka baru sekali, kita sudah sekali.” Ia memastikan, jika ruang tersedia dan situasi cukup tenang, BI akan menurunkan suku bunga acuan BI.
Inflasi yang diperkirakan rendah hingga tahun depan membuat sejumlah ekonom mendorong BI menurunkan suku bunga acuan BI. Analis Citi Asia Pasific, Johanna Chua; ekonom Danamon, Anton Gunawan dan Anton Hendranata; serta ekonom Universitas Gadjah Mada, A Tony Prasetiantono, menilai, kini merupakan waktu yang tepat untuk kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Selain soal suku bunga acuan, Darmin Nasution juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi 6,6 persen tahun ini, bahkan sedikit lebih tinggi. Anton Gunawan dan Anton Hendranata memperkirakan, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2011 sebesar 6,61 persen, tumbuh moderat dari triwulan II-2011 yang mencapai 6,49 persen. Pertumbuhan ekonomi itu didorong konsumsi domestik. ”Inflasi rendah dan bunga yang turun mendorong pertumbuhan konsumsi privat,” jelas Anton Hendranata.
Di sisi lain, belanja pemerintah masih kurang baik. Sebaliknya, ekspor bersih barang dan jasa cenderung merosot dari triwulan ke triwulan.