Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disambut Baik, Penghentian Tambang Mangan di Golo Rawang

Kompas.com - 28/10/2011, 18:22 WIB
Samuel Oktora

Penulis

BORONG, KOMPAS.com - Warga Golo Rawang, di Desa Tengku Lawar, Kecamatan Lambaleda, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur menyambut baik penghentian kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh PT Arumbai Mangabekti, Kamis (27/10/2011).

"PT Arumbai memang sebaiknya angkat kaki dari Manggarai Timur, karena dari tambang mangan ini yang didapat warga bukan kesejahteraan, melainkan lebih banyak kemelaratan dan kesengsaraan," kata Koordinator Fransiscans Office for Justice, Peace and Integrity of Creation (JPIC OFM) Flores, Pater Aloysius Gonsaga Goa OFM, Kamis, di Manggarai Timur.

JPIC OFM Indonesia memberikan advokasi bagi masyarakat di Flores, di antaranya Manggarai Timur guna membela hak-hak mereka dari perusahaan atau kegiatan tambang mangan.

Menurut Pater Aloysius, PT Arumbai menghentikan eksplorasi diperkirakan karena izin yang dimiliki telah habis. Meski pihak perusahaan mengklaim, walau dari izin kuasa pertambangan eksplorasi awalnya hanya untuk tahun 2005-2007, mereka sudah mengurus perpanjangan hingga tahun 2013.

Eksplorasi PT Arumbai hanya bertahan satu tahun (2008), sebab kemudian warga mempertanyakan izin eksplorasi itu, dan pihak perusahaan tak dapat menunjukkan bukti. Terkait izin eksplorasi memang belum ada kepastian, karena ketika Kompas mencoba menghubungi perwakilan mereka di Sirise, Desa Satar Punda, Kecamatan Lambaleda, Manggarai Timur melalui telepon seluler dalam keadaan tidak aktif.

Warga Golo Rawang menolak masuknya PT Arumbai karena beberapa hal, yakni selain persoalan izin eksplorasi, dan sejak awal perusahaan itu masuk tanpa sosialisasi dan kesepakatan ganti rugi tanah, maupun tanaman milik masyarakat.

Warga Golo Rawang juga menolak PT Arumbai, karena mereka tak mau kampung mereka seperti Sirise yang sudah dieksploitasi sejak tahun 1999. Tambang mangan telah menimbulkan kerusakan hutan, tanah dan air secara permanen di Sirise.

Bahkan eksploitasi mangan di Sirise telah meninggalkan lubang-lubang yang menganga lebar menyerupai danau besar, karena digenangi lumpur hitam dan air ketika musim hujan. Hal itu sangat berisiko banjir dan longsor yang membahayakan warga setempat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com