Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abrasi Ancam Cagar Alam Mas Popaya Raja

Kompas.com - 17/10/2011, 02:50 WIB

KWANDANG, kompas - Abrasi dan terpaan angin mengancam Pulau Popaya dan Pulau Raja yang merupakan kawasan Cagar Alam Mas Popaya Raja di Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Dalam tiga tahun terakhir, abrasi menyebabkan wilayah daratannya berkurang sekitar 10 meter dari tepi pantai. Abrasi juga dikhawatirkan mengganggu habitat penyu langka bertelur di pulau itu.

Pada Minggu (16/10), dampak abrasi di Pulau Popaya dan Pulau Raja tampak nyata. Empasan ombak laut terlihat jelas sudah mengikis daratan di sekitar garis pantai kedua pulau tersebut. Beberapa pohon cemara tumbang setelah tanah penopangnya terkikis.

”Abrasi yang disebabkan empasan ombak dan tiupan angin kencang ini akibat cuaca ekstrem beberapa waktu terakhir. Pulau Popaya yang kondisinya paling terancam karena sebagian wilayah pantai sama sekali tidak ada pepohonan sehingga tanahnya makin mudah terkikis air laut,” papar Ismail Kulupani (56), jagawana di kawasan Cagar Alam Mas Popaya Raja.

Selain akibat abrasi, kegiatan warga menambang pasir di pantai turut memengaruhi percepatan pengikisan daratan di kedua pulau itu. Pasir tersebut digunakan sebagai pemberat jaring budidaya mutiara di perairan sekitar Pulau Popaya dan Raja.

”Beberapa hari lalu saya memergoki sejumlah warga mengambil sekitar 150 karung pasir di pantai. Pasir di dalam karung itu dipakai untuk pemberat. Karung-karungnya saya sita dan pasirnya dikembalikan lagi ke tempat semula,” tutur Ismail.

Habitat penyu

Pulau Mas, Pulau Popaya, dan Pulau Raja, yang masuk dalam kawasan Cagar Alam Mas Popaya Raja, juga merupakan habitat empat jenis penyu langka bertelur. Keempat jenis penyu itu adalah penyu hijau, belimbing, tempayan, dan sisik. Karena itu, dampak abrasi serta pengambilan pasir pantai mengancam habitat mereka.

”Dalam waktu dekat akan coba dipasang tanggul dari karung pasir untuk mencegah abrasi meluas. Jika tidak dicegah, habitat penyu-penyu bertelur di sini bisa terganggu,” ucap Ismail.

Pemerhati lingkungan hidup di Gorontalo, Verrianto Madjowa, mengusulkan agar pemerintah daerah dan masyarakat bekerja sama membudidayakan mangrove pencegah abrasi. Tentu saja lokasi penanaman mangrove tidak boleh mengganggu habitat penyu-penyu bertelur.

”Empat jenis penyu langka, aneka burung, dan terumbu karang yang ada di kawasan Cagar Alam Mas Popaya Raja merupakan kekayaan bernilai tinggi. Lokasi ini harus segera ditata dan dilindungi dari ancaman abrasi atau gangguan akibat aktivitas manusia,” tutur Verrianto. (APO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com