Semarang, Kompas -
”Alhamdulillah. Terima kasih, saudara-saudaraku. Ayo kita lanjutkan pembangunannya karena itu (jalan tol) akan menjadi daya ungkit ekonomi ke depan,” ujar Bibit di Semarang, Jateng, Sabtu (15/10), setelah mengetahui jalan tol tersebut sudah layak dan aman dioperasikan.
Sehari sebelumnya, Kepala Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Achmad Gani Ghazali dan Direktur Bina Teknik Direktorat Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Purnomo serta Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga Abdul Hadi Hs menyatakan siap mengoperasikan jalan Tol Semarang-Ungaran.
Komisaris Utama PT Trans Marga Jateng (TMJ) Danang Atmodjo dan jajarannya menyambut gembira keputusan tersebut. Oleh karena secara teknis pihak TMJ masih diminta segera menyelesaikan persoalan nonteknis yang terkait dengan konflik antara rekanan TMJ dan subkontraktor soal penyelesaian utang. ”Doakan agar secepatnya kita selesaikan,” ujar Danang.
Jaminan aman
Menanggapi hal itu, anggota DPRD Jateng, Gatytsari Chotijah, menegaskan, pengguna jalan tol hanya membutuhkan kepastian bahwa melewati tol ruas itu dijamin aman. ”Mereka tidak peduli soal penanganan teknis. Namun, kalau membahayakan, mereka tidak lewat tol,” ujar Gatytsari.
Mengenai pergerakan tanah (longsoran) dan indikasi pergerakan pada fondasi jembatan Penggaron yang selama ini menjadi sorotan publik, Ketua Tim Konsultan Geoteknik Jalan Tol Semarang-Ungaran, Paulus Pramono Rahardjo, memastikan hal itu sudah diatasi melalui berbagai rekayasa. ”Secara teknis sudah siap dioperasikan. Namun, kalau persoalan nonteknis, itu tanggung jawab pengelola jalan tol,” ujar Paulus.
Paulus menegaskan, pemonitoran atas pergerakan tanah harus terus dilakukan, terutama saat musim hujan. Hasil pengamatan tersebut harus segera dilaporkan kepada tenaga konsultan teknik. Dengan demikian, jika terjadi pergerakan yang besar, dapat dilakukan tindakan cepat.
Berdasarkan hasil kajian, pergerakan tanah di jalan Tol Semarang-Ungaran berada di Gedawang, Karangpucung, dan Jembatan Penggaron.(SON/WHO/UTI)