Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Air "Kota Seribu Sungai" Kian Menggeliat

Kompas.com - 12/10/2011, 12:24 WIB

Oleh Hasan Zainuddin    BERSANTAI di pinggiran Sungai Martapura, Jalan Pierre Tendean sambil menikmati jagung rebus atau jagung bakar menjadi pilihan sebagian warga untuk berekreasi di kota yang berjuluk "kota seribu sungai" Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sementara warga lainnya, memilih menikmati masakan atau kuliner khas Suku Banjar yakni soto Banjar sambil menikmati musik panting jenis musik tradisional setempat.

Tetapi tak sedikit pula warga justru memilih berziarah di makam Habib Basirih atau mengunjungi masjid tertua Sultan Suriansyah sebagai obyek wisata keagamaannya, yang juga merupakan bagian dari wisata sungai di ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan tersebut. Sedangkan para pendatang bahkan dari mancanegara lebih banyak memilih bercengkrama di Pasar Terapung Sungai Barito atau ke Pasar Terapung Lokbaintan, sebuah obyek wisata yang sudah dikenal luas di kalangan wisatawan baik di Tanah Air maupun di luar negeri.

Bagi wisatawan yang suka dengan binatang kota ini juga menyediaan obyek wisata air, yaitu ke Pulau Kembang. Di sini terdapat ratusan bahkan mungkin ribuan ekor kera abu-abu berekor panjang yang terbilang jinak dan bersahabat dengan wisatawan. Wisatawan bisa menyaksikan Bekantan (Nasalis larvatus) atau hidung panjang yang ada di Pulau Kaget tidak jauh dari kota yang telah bertekad menjadikan keberadaan air sebagai modal utama membangun kepariwisataan itu.

Susur sungai menggunakan "klotok" (perahu bermesin) atau speedboat juga seringkali menjadi pilihan wisatawan mengelilingi kota berpenduduk sekitar 800 ribu jiwa itu. Wisatawan bisa melihat aktivitas warga, terlihat banyak warga mandi, cuci, bersikat gigi di atas lanting. Atau, melihat industri perkayuan dan industri rumah tangga yang banyak ditemui di pesisir sungai seperti di Desa Berangas, Alalak, Kuin, dan di Desa Mantuil.

Melihat kelebihan-kelebihan obyek wisata itu membuat Pemerintah Kota (Pemkot) setempat memanfaatkan sungai sebagai daya pikat bagi para pendatang, khususnya wisatawan dan juga investasi. Kepala Dinas Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin Muryanta di Banjarmasin, Selasa (11/10/2011), mengakui pemerintah kota (pemkot) setempat telah menjadikan sungai sebagai modal untuk membangun kemajuan kota.

"Kami akan menjadikan sungai sebagai magnet ekonomi kota karena itu kami akan terus benahi sungai," katanya.

Menurut Muryanta, wilayah kota Banjarmasin seluas 72 kilometer persegi minim sumber daya alam karena hampir tidak ditemukan potensi tambang maupun hutan dan hanya sedikit lahan pertanian.  

Sementara di wilayah ini hampir semua dialiri oleh sungai besar dan kecil. Sungai besar tercatat seperti Sungai Barito dan Sungai Martapura. Jumlah sungai kecil yang membelah Kota Banjarmasin tercatat 74 buah sehingga kota ini dijuluki "kota seribu sungai". Jika membangun kota mengandalkan potensi lain yang minim, jelas tidak mungkin. Oleh karena itu, potensi yang ada saja digunakan untuk meraih kemajuan tersebut.

"Kami akan menjadikan sungai sebagai penggerak ekonomi kota, oleh karena itu tak ada pilihan lain bagaimana sungai-sungai tersebut menjadi daya tarik bagi kepariwisataan ke depan," katanya.

Ia mencontohkan dua kota yang terbilang maju menjadikan sungai sebagai daya pikat ekonomi seperti Denpasar atau Yogyakarta. Begitu juga kota lain di luar negeri seperti Bangkok, Hongkong, atau Venesia di Italia, bahkan sekarang Malaysia mulai ikut-ikut membenahi sungai sebagai daya pihak ekonomi tersebut.    

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com