Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danau Limboto Akan Menjadi Kenangan

Kompas.com - 10/10/2011, 12:29 WIB
Nurulloh

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com — Kondisi Danau Limboto  di Provinsi Gorontalo sangat memprihatinkan. Kedalaman danau ini saat ini hanya 1,9 meter. Luas perairannya pun hanya tersisa 1.980 ha. Aktivitas masyarakat di sekitar danau telah membuat proses sendimentasi semakin parah dan penggundulan hutan di sekitarnya juga menambah beban danau ini.

Hal tersebut terungkap ketika jurnalis warga, Ronny Buol, melaporan kondisi Danau Limboto saat berkunjung ke Gorontalo, akhir Agustus 2011.

"Menurut catatan Cabang Dinas Perikanan Kabupaten Gorontalo (2000), Luas danau Limboto pada tahun 1999 berkisar 1.900-3.000 hektar, dengan kedalaman 2-4 meter. Malah pada tahun 1932, luas perairannya mencapai 7.000 hektar," Tulis Ronny di media sosial Kompasiana, Minggu (9/10/2011).

Mengutip cerita lama, Ronny menuturkan, Danau Limboto dahulunya merupakan hamparan laut yang luas. Di tengahnya terdapat dua buah gunung, yaitu Gunung Boliohuto dan Gunung Tilongkabila.  Danau yang menjadi sejarah awal terciptanya perdamaian pada masyarakat Gorontalo abad XVII juga dimanfaatkan sebagai tempat mendaratnya pesawat amphibi. Tercatat Presiden Soekarno dalam kunjungannya ke Gorontalo, memanfaatkan danau Limboto sebagai lokasi pendaratan.

"Peristiwa itu diabadikan dengan membangun sebuah Monumen Peringatan di tepi danau, yang terpelihara sampai saat sekarang," tulis Ronny.

Menurut Ronny, tanaman enceng gondok yang merupakan masalah utama di hampir semua danau di Indonesia, juga turut menyumbang parahnya pedangkalan danau yang menjadi sumber mata air utama.

Selain itu, aktivitas nelayan dengan jaring apung yang menyebar di hampir semua bagian danau juga ikut berkontribusi atas rusaknya danau Limboto.

Dumbuhi (40) salah seorang pemilik jaring apung yang berhasil diwawancarai Ronny mengatakan, “Hampir setiap tahun kami mengganti bambu yang menjadi tiang penyangga jaring, tetapi setiap kali itu pula, bambu-bambu itu hanya ditenggelamkan di dasar danau, tidak diangkut ke daratan sebagai sampah."

Pada kunjungannya ini, Ronny mengabadikan sebuah ironi di mana seorang anak sedang menimpa air dari sumur pompa yang dibuat di tempat yang dulunya merupakan bagian dari air danau dengan kedalaman tujuh meter. Aktivitas masyarakat di sekitarnya yang tak terkendali mempercepat proses penuaan dan rusaknya ekosistem danau Limboto.

Untuk mengetahui kondisi Danau Limboto, silakan ikuti laporan lengkapnya di Kompasiana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com