Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban CASA 212 Masih Bisa Ditelepon

Kompas.com - 30/09/2011, 15:29 WIB

MEDAN, KOMPAS.com — Astuti (52), seorang korban pesawat CASA 212-200 yang jatuh pada Kamis (29/9/2011) di Bahorok, Sumatera Utara, masih bisa dihubungi via telepon seluler oleh keluarganya, sekitar pukul 23.00, malam tadi. Namun, suaranya terdengar tidak jelas dan putus-putus. Hal ini diungkapkan kakak Astuti, Yulimar (57), yang ditemui Tribun di Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat (30/9/2011).

Yulimar yakin, Astuti yang bersama suaminya, Suryadi (55), dan anaknya, Tia Apriliani (7), masih hidup.

"Waktu tadi malam dihubungi, terdengar suara anak-anak, perempuan dewasa, dan laki-laki. Suara mereka saya dengar sangat pelan dan putus-putus. Pertama yang angkat telepon anak-anak, terus saya dengar suara perempuan dan laki-laki. Saya yakin adik saya dan keluarganya masih hidup," ungkapnya.

Hal itulah yang membuat Yulimar terus bersemangat untuk mencari informasi keberadaan adik dan keluarganya itu.

"Bukan saya sendiri yang dengar. Waktu telepon itu, saya speaker handphone saya. Semua keluarga dengar suara mereka," ungkapnya.

"Saya berangkat dari Medan tadi pagi. Kami terus berusaha mencari adik kami itu. Kami yakin dia masih hidup," tambah Yulimar.

Namun, setelah malam tadi, ponsel milik Astuti tidak bisa dihubungi lagi hingga saat ini. Yulimar berharap tim penyelamat yang turun ke lokasi dapat menemukan Astuti dan keluarganya dalam keadaan hidup.

Seperti diberitakan, pesawat CASA 212 milik Nusantara Buana Air jatuh di lokasi hutan Taman Nasional Gunung Leuser, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, pada Kamis pagi kemarin. Titik jatuhnya pesawat sudah ditemukan. Tim SAR dan Paskhas TNI tengah berupaya mencapai lokasi kejadian, dan menemui hambatan karena medan yang sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com