Malang, Kompas -
Di Kecamatan Dau, Malang, petani memanen jeruk jenis baby java, Minggu (25/9). Puluhan keranjang jeruk menumpuk di sekitar kebun, dan siap diangkut pengepul ke pedagang besar lain di Surabaya dan Jakarta.
Sukirman (54), petani jeruk di Desa Selorejo, Dau, mengatakan, panen kali ini merupakan panen terbesar dalam dua tahun terakhir. Untuk 1 hektar lahan, jeruk yang bisa dipanen sebanyak 25-30 ton atau naik 50 persen dari hasil panen tahun lalu.
Kondisi buah pun tidak berjamur atau membusuk. ”Beda dengan panen tahun lalu yang dalam satu pohon, buahnya bisa dihitung. Banyak buah rontok karena hujan dan angin. Kalaupun berhasil berbuah, juga belum tentu bagus karena sebagian busuk,” kata Sukirman yang sudah tujuh tahun jadi petani jeruk.
Rohman Hadi, pengepul jeruk di Dau, mengatakan, petani kini menikmati harga jeruk yang tinggi. Biasanya harga jeruk baby java hanya Rp 4.000 per kilogram, tetapi kini mencapai Rp 5.000 per kg atau naik 25 persen.
Jeruk malang merupakan jeruk lokal yang punya pangsa pasar tersendiri. Dalam sehari, saat panen ia bisa menyetor 20-40 ton jeruk ke Surabaya dan Jakarta. Selain masuk ke industri minuman, jeruk itu juga masuk supermarket dan pasar tradisional. Selama ini Malang menjadi pemasok jeruk. Jumlah produksi jeruk 24.500 ton per tahun. Perkebunan jeruk itu tersebar di Kecamatan Dau dengan total lahan 600 hektar lebih.