Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Sumba Barat Marahi DPRD NTT

Kompas.com - 16/09/2011, 23:07 WIB

WAIKABUBAK, KOMPAS.com- Sikap Bupati Sumba Barat Piter Pandango dinilai arogan dan tidak bersahabat ketika menerima kunjungan anggota DPRD Nusa Tenggara Timur, Jumat (16/9/2011). Akibatnya, kunjungan kerja itu berlangsung tidak harmonis. Dialog pun akhirnya batal.

Pertemuan antara Bupati Piter Pandango dengan delapan anggota DPRD NTT yang melakukan kunjungan kerja di Sumba Barat, itu berlangsung di Hotel Manandang Waikabubak, Jumat. Bupati membuka pembicaraan demngan ungkapan yang menyakitkan anggota dewan yang terhormat itu.

"Kalian datang untuk apa. Tidak ada arti bagi kami di sini. Masyarakat tidak butuh kalian anggota dewan itu. Nanti pemilu legislatif saya akan perintahkan masyarakat agar tidak pilih kalian lagi," katanya.

"Mengapa dana APBD provinsi untuk pembangunan jalan provinsi dialihkan untuk kabupatn Sumba Barat Daya semua. Lalu kami di Sumba Barat dapat apa?" katanya.

Pernyataan itu kemudian ditanggapi dengan nada emosional oleh salah  satu anggota DPRD. Bupati bersama rombongan kemudian beregegas keluar dari ruang pertemuan,  kembali ke kantor.

Anggota DPRD NTT John Umbu Detta mengatakan sangat kecewa dengan sikap bupati selaku pejabat negara. Sikap bupati itu tidak dapat dibenarkan. Semestinya, ia memberi kesempatakan untuk diskusi atau berdialog dulu.

"Jika dalam dialog, ada beda pendapat lalu dia marah boleh-boleh saja. Tetapi dialog belum dimulai, ia langsung marah-marah. Kami ini anggota DPRD Provinsi bukan DPRD kabupaten Sumba Timur. Kalau DPRD Sumba Timur pun ia tidak boleh seperti itu," katanya.

Delapan anggota DPRD NTT daerah pemilihan Sumba ini pun melanjutkan kunjungan kerja ke kecamatan Lamboya, 40 km dari waikabubak untuk meninjau proyek jalan provinsi, dan ke kecamatan Wanokaka 20 km dari waikabubak untuk meninjau proyek perkebunan kapas.

Kedelapan anggota DPRD NTT ini melakukan kunjungan kerja ke kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah dan Sumba Timuur. Mereka juga menantau kasus rawan pangan di daerah itu terutama sumba timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com