JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Kepolisian Negara RI menyatakan sudah mendeteksi pengirim pesan singkat provokatif terkait dengan kasus kekerasan di Ambon. Pesan singkat itu juga diikirim ke Surabaya dan Solo.
"Kita sudah menemukan orang-orangnya. Namun, masih dilihat apakah (SMS) dkirim sebelum atau sesudah kejadian," kata Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman di Jakarta, Rabu (14/9/2011).
Menurut Sutarman, pesan singkat yang provokatif itu dikirim dari Ambon ke Surabaya dan ke Solo. Ia menambahkan, delik provokasi akan menjadi sempurna kalau provokasi pada akhirnya membuat orang lain melakukan. Oleh karena itu, waktu pengiriman pesan singkat itu harus masih dilihat.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam mengatakan, Polri berupaya menelusuri pesan singkat yang provokatif yang menyebar di masyarakat sehingga memicu aksi kekerasan di Ambon. Pesan singkat provokatif yang berkembang di masyarakat itu berisi pesan bahwa seolah-olah ada korban yang tewas karena dianiaya.
Anton menjelaskan, kekerasan yang terjadi di Ambon pada mulanya hanya terkait dengan kasus kecelakaan lalu lintas. Namun, ada pesan singkat yang berkembang seolah-olah korban itu dianiaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.