Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Sekolah Ambruk di Tengah Kegiatan Belajar

Kompas.com - 08/09/2011, 21:11 WIB

MADIUN, KOMPAS.com — Atap gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) II Kwangsen, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (8/9/2011), tiba-tiba ambruk. Tidak ada korban dalam kejadian itu.

Gedung SDN II Kwangsen adalah satu dari sekian banyak gedung SD yang rusak di Kabupaten Madiun. Keselamatan ribuan murid SD di kabupaten itu dipertaruhkan karena terdapat 181 sekolah dengan kondisi nyaris ambruk.

Kepala SDN II Kwangsen Nur Wahyudi mengatakan, atap yang ambruk adalah atap dari ruang guru dan kepala sekolah. Pilar utama penyangga atap tiba-tiba ambruk. Peristiwanya terjadi sekitar pukul 08.30. Saat itu, ia sedang berada di dalam ruangan bersama dengan bendahara sekolah, Sularti, dan mantan guru yang sedang bersilaturahim, Slamet Mualim.

"Sebelum ambruk terdengar suara berderak. Karena saya sudah tahu kondisi ruangan ini memang rusak parah, begitu dengar suara itu langsung berdiri. Refleks tangan saya ke atas dan menyangga reruntuhan sehingga tidak menimpa kepala," ujarnya.

Pada saat kedua tangan Nur menyangga sebagian plafon yang hendak jatuh, ia berteriak kepada dua orang lain di ruangan tersebut untuk segera lari ke luar menyelamatkan diri. Setelah itu Nur membiarkan atap berupa plafon dan pilar kayu jatuh menimpa meja guru serta etalase yang dipajang di dalam ruang.

Nur mengatakan, runtuhnya atap ruang guru itu di luar prediksinya. Pihak sekolah sebenarnya mengkhawatirkan ruang kelas V yang terletak bersebelahan dengan ruang guru. Bahkan, ruang kelas V atapnya sudah disangga dengan dua batang bambu supaya tidak ambruk.

Setelah kejadian itu, pihak sekolah mengeluarkan seluruh murid kelas V sebanyak 26 orang dari ruangannya dan meminta seluruh siswa sebanyak 118 orang untuk pulang lebih awal. Seluruh kegiatan belajar mengajar pada hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang Lebaran 2011 ditiadakan.

Pada kegiatan belajar mengajar selanjutnya, siswa kelas V akan ditempatkan di ruang kelas II. Siswa kelas II diungsikan ke mushala. Para guru akan menempati ruang kelas I yang paling sempit.

Sementara siswa kelas I sebanyak 13 orang akan digabungkan dengan siswa kelas III yang berjumlah 15 orang. Runtuhnya atap ruang ini dipastikan mengganggu kegiatan belajar mengajar dan menimbulkan ketidaknyamanan murid.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun di Kecamatan Jiwan, Martono, mengatakan, sedikitnya terdapat empat sekolah di wilayahnya yang rusak parah dan terancam roboh. Empat sekolah itu tersebar di Desa Grobogan, Desa Sukolilo, Desa Kayut, dan Desa Kwangsen.

Sementara itu di seluruh Kabupaten Madiun terdapat 181 gedung SD  yang rusak parah. Sekolah rusak itu tersebar di 15 kecamatan. Kondisinya sangat mengenaskan, tetapi tetap dipakai untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini mengakibatkan ribuan nyawa murid terancam.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun Suhardi mengatakan, pihaknya akan merenovasi sekolah yang rusak tahun ini. Pihaknya sudah mengajukan anggaran perbaikan sekolah rusak sebesar Rp 50 miliar kepada pemerintah pusat. Ia berharap usulan itu dikabulkan supaya perbaikan sekolah tidak tertunda.

Selain meminta bantuan anggaran perbaikan, upaya lain yang ditempuh adalah dengan menggabungkan sekolah yang muridnya terbatas atau yang gedung sekolahnya rusak parah sehingga tidak bisa ditempati. Pemkab Madiun mengaku tidak memiliki cukup anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com